Ponsel cerdas Huawei berpeluang bisa pakai layanan Google lagi



KONTAN.CO.ID - Huawei kembali mendapat sinyal hijau dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah administrasi Donald Trump. Vendor asal China itu bakal bisa menggunakan layanan Google lagi, seperti toko aplikasi Play Store di ponsel Android besutannya.

Dalam sebuah pertemuan minggu lalu, Pemerintah AS disebut akan mengizinkan perusahaan di negaranya untuk kembali menjual produk ke Huawei. Syaratnya, produk yang boleh mereka jual hanyalah peralatan "non-sensitif".

Tidak dijelaskan, apa maksud dari komponen "non-sensitif" tersebut. Kemungkinan, istilah ini merujuk pada peralatan yang tidak mengancam keamanan dalam negeri AS.


Baca Juga: Huawei: Teknologi 5G bisa sasar korporasi dan end user

Salah satu "korban" dari kebijakan ini adalah ponsel Android terbaru besutan Huawei, Mate 30 Pro. Smartphone yang meluncur bulan lalu itu tidak dilengkapi layanan Google, seperti Play Store, Google Maps, dan YouTube.

Informasi saja, sejak Mei 2019, Huawei dan puluhan afiliasinya masuk ke dalam daftar entity list Pemerintahan Trump. Artinya, mereka dilarang berbisnis dengan perusahaan asal AS tanpa izin.

Setelah kabar tersebut, satu per satu perusahaan AS memutuskan bisnis dengan Huawei. Salah satunya adalah Google yang memiliki lisensi Android, satu-satunya sistem operasi yang menjadi andalan Huawei untuk bisnis smartphone.

Sejatinya, ini bukan kali pertama Trump menjanjikan untuk membuka kembali bisnis Huawei dan perusahaan asal negeri paman Sam. Pada Juni lalu, selepas pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping, Trump berjanji mengizinkan perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei bila telah mendapat izin.

Editor: S.S. Kurniawan