Ponsel dari China terus membanjir



JAKARTA. Betapa konsumen Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi produk-produk telepon seluler (ponsel) dari China. Lihat saja data-data sertifikasi yang ada di Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Data tersebut menunjukkan, sejak awal Januari 2011 hingga kemarin, Dirjen Postel telah merilis 123 sertifikat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 52 merupakan sertifikat untuk ponsel China.

Di bulan Desember 2010, dari 215 sertifikasi ponsel yang dikeluarkan, 97 adalah sertifikasi untuk ponsel buatan China. Artinya, kurang dari dua bulan, 149 ponsel China atau variannya merangsek ke pasar Indonesia.


Kementerian Perdagangan mencatat, sepanjang Januari-Oktober 2010 silam, impor ponsel dan perangkat jaringannya dari China mencapai US$ 1,1 miliar. Ini naik 12,2% dibanding periode sama 2009 yang sebesar US$ 980 juta.

Sementara dari sisi volume, impor ponsel China mencapai 9,1 juta kilogram (kg), naik 56,8% dari 5,8 juta kg.Gatot S. Dewabroto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo, mengatakan, ponsel China semakin marak sejak berlakunya ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).

Produk baru

Riadi Sugihtani, Direktur Pemasaran salah satu produsen ponsel China PT Huawei Tech Investment, mengatakan, pasar Indonesia memang menarik karena memiliki populasi besar. Untuk merebut hai konsumen Indonesia, ungkap Riadi, Huawei mengandalkan harga yang terjangkau. Salah satu ponsel Huawei yang laris di Indonesia tahun lalu ialah G6620. Harganya Rp 599.000 per unit.

Untuk mempertahankan posisinya di pasar ponsel Indonesia, dalam wkatu dekat Huawei akan merilis ponsel Ideos X5.

Selain Huawei, PT Metrotech Jaya Komunika, distributor Nexian, juga gencar menyesaki pasar dengan produk murah. Menurut Isnur Rochmad, Manajer Teknik Nexian, sepanjang tahun lalu penjualan Nexian mencapai 6 juta unit. Jumlah ini tumbuh dua kali lipat dibanding penjualan 2009 yang sebanyak 3 juta unit.

Isnur mengklaim, pertumbuhan penjualan yang signifikan tersebut tak lepas dari kualitas dan harga ponsel Nexian yang miring. "Strategi kami agar dapat bersaing ialah inovasi produk," imbuhnya.

Harga ponsel Nexian di pasar berkisar antara Rp 400.000-Rp 1,5 juta per unit. Menurut Isnur, tahun ini kemungkinan harga itu bakal turun. "Kami harus menyesuaikan dengan harga kompetitor meski tidak lebih rendah," kata Isnur.

Melihat pasar ponsel yang semakin merekah, Isnur optimistis penjualan Nexian tahun ini bakal naik 30% menjadi 7.800 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini