Ponsel Dual Mode Asal China Membanjiri Indonesia



JAKARTA. Ponsel murah membanjiri pasar seluler Indonesia. Selain pelaku dalam negeri, pemain baru asing juga banyak yang menjajal keberuntungannya. Banyak diantaranya berasal dari China. Nah, yang terbaru adalah vendor Asiafone. Belum lama ini, Asiafone meluncurkan enam ponsel terbarunya. Agar dapat bersaing, vendor dari Negeri Tirai Bambu itu menyertakan sejumlah fitur dan aplikasi menarik yang tak kalah dengan vendor lain. Yang menjadi nilai lebih, harga ponsel ditawarkan dengan harga yang lebih terjangkau.

Lihat saja pada sejumlah produknya. Tiga dari enam ponsel Asiafone itu, sudah dibenamkan dengan teknologi dual mode, baik itu GSM dan GSM maupun GSM dan CDMA. Mereka adalah tipe AF-102, AF-201, dan AF-101. Selain itu, ketiganya juga dilengkapi dengan teknologi video streaming sehingga memungkinkan pengguna dapat menyaksikan siaran televisi melalui layar LCD ukuran 3 incinya. Harga ketiganya berkisar antara Rp 1,6 juta sampai Rp 2,1 juta.

"Jadi dengan fasilitas yang lengkap, harganya kita tawarkan yang middle-low dengan target pasar middle-high," ujar Hermawan Yusup Operational Director Asiafone.


Kelengkapan fitur inilah yang menjadi andalan Asiafone, guna mencuri hati para pengguna ponsel di Indonesia untuk beralih ke mereka. Terlebih, saat ini, Asiafone sudah memiliki 22 service center di 16 kota besar di Indonesia sebagai bentuk layanan purna jualnya.

Pasar Dual Mode Masih Menjanjikan

Menurut Hermawan, ada beberapa alasan mengapa Asiafone mengeker pasar ponsel dual mode. Salah satunya, Hermawan menyebut, rata-rata pengguna ponsel di Indonesia cenderung menggunakan dua buah ponsel, entah itu berformat GSM dan GSM atau GSM dengan CDMA. "Sehingga, kalau kita tawarkan produk dual mode, pasarnya itu masih bagus. Karena orang sebenarnya hanya butuh satu ponsel saja tidak perlu dua," ujarnya.

Sayang, Hermawan enggan menyebut berapa target penjualan tiga tipe ponsel dual mode buatan pabriknya tersebut sampai akhir tahun ini. Namun, ia memastikan berapa pun kebutuhan pasar, pabrik Asiafone di China sanggup memenuhinya.

"Kita tidak menargetkan untuk memasarkan kuantitas. Tetapi, Asiafone mampu menyediakan sebanyak apapun permintaan pasar. Dari debut perdana kita malahan targetnya sudah melebihi dari ekspektasi kita, dan ternyata ekspektasi masyarakat untuk Asiafone sangat luar biasa," jelasnya.

Sebenarnya, pemain ponsel berkemampuan dual mode ini sudah cukup banyak. Salah satunya adalah Startech. Untung BW General Manager Marketing Startech, juga mengakui bahwa ponsel buatan China sedang laris manis. Nah, dengan harga miring yang ditawarkan ponsel asal China tentu akan menggiurkan para operator seluler untuk menggandeng para produsen ini untuk menyematkan kartu di dalamnya.

Untung menilai, ada banyak keuntungan yang di dapat produsen ponsel dari bekerjasama dengan operator seluler. "Pertama produknya itu bisa dikenal sekaligus terjual, lalu biaya iklan juga bisa ditekan karena biasanya yang banyak beriklan itu operatornya," kata Untung. Semakin banyaknya operator yang menggandeng produsen ponsel China, maka sebenarnya pasar untuk ponsel jenis dual mode juga masih terbuka lebar.

Selain itu, ada pula Hi-Tech. Menurut Kusuma Ruslan, Marketing Manager PT Tirta Citra Nusantara pemegang merek Hi-Tech, untuk bermain di pasar ponsel Indonesia susah-susah gampang. Dia bilang, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh para pemain baru. Yang utama, mereka harus mengimbangi harga jual yang murah dengan kualitas produk yang baik. Para vendor baru itu juga harus mempersiapkan layanan purna jual yang banyak dan mudah dicapai oleh penggunanya di Indonesia.

"Pesaing memang banyak, tetapi kalau Hi-Tech sendiri selalu menonjolkan komitmen. Kalau kita keluarkan produk pasti berkualitas bagus. Kita juga punya 20 service center di 13 kota," ujarnya.

Saat ini Hi-Tech memasarkan empat tipe ponsel dual mode. Yaitu tipe hibrid H71 yang menggabungkan GSM dengan CDMA dan dilego dengan harga Rp 2,15 juta. Serta tiga tipe ponsel Double X yang memadukan GSM dengan GSM, yaitu tipe H61 yang dijual dengan harga Rp 1,825 juta, tipe H62 yang dijual Rp 1,725 juta, dan tipe H63 yang dijual Rp 1,690 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie