Ponsel murah Mozilla akan masuk Indonesia



NUSA DUA. Tak ada yang menampik jika telepon seluler (ponsel) pintar hampir menjadi kebutuhan banyak orang di saat ini. Tak ayal, banyak perusahaan yang berebut masuk ke pasar smartphone. Terbaru, Mozilla Corporation berencana meluncurkan ponsel pintar seharga US$ 25 saja di Indonesia dan India.

Melansir pemberitaan Wall Street Journal, Direktur Operasi Mozilla, Gong Li, mengaku harga pasaran tersebut dipilih untuk memotivasi masyarakat beralih ke ponsel pintar. Perusahaan yang lebih dikenal sebagai pemilik Firefox, situs pencari di internet itu, malah sudah menargetkan telepon pintarnya bisa laku di Indonesia dan India sampai 10 juta unit dalam 12 bulan setelah dilempar ke pasaran. Ponsel berbasis sistim operasi Firefox itu direncanakan akan dirilis beberapa bulan lagi.

Mozilla menggandeng perusahaan ponsel asal India, Intex dan Spice, untuk urusan produksi. Ponsel ini juga akan dilengkapi chip buatan perusahaan China, Spreadtrum.


Asal tahu saja, ponsel pintar berbasis Forefox yang belum bernama ini, bukan koleksi pertama Mozilla. Sebelumnya, perusahaan ini telah menjual ponsel berbasis Firefox di Eropa dan Amerika Selatan  dengan menggandeng ZTE, LG dan Alcatel sebagai pabrikan. Namun ponsel seharga US$ 60 tersebut hanya dijual melalui situs penjual eBay.

Sekadar informasi, saat ini ada dua ponsel ZTE berbasis Firefox yang dijual di e-Bay yakni ZTE Open C dan ZTE Open II. Untuk memasarkan ponsel Mozilla di Spanyol, ZTE mengaku menggandeng Telefónica, S.A. "Telefónica juga yang membantu kami di pasar Amerika Selatan, seperti Peru dan Meksiko," kata Kevin Liu Guoxin, Overseas Brand Director ZTE Asia Pasifik ke KONTAN, di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/6).

Pasar seret

ZTE mengakui tengah fokus menggarap pasar di kawasan Amerika Selatan. Dengan alasan itu, pasar ponsel Mozilla di Asia masih kecil.

Khusus pasar di Indonesia, Kevin mengakui masih susah memasarkan ponsel ini. Dengan alasan, mayoritas masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan ponsel berbasis sistem operasi iOS dan Android. "Apalagi Firefox tidak punya pilihan aplikasi banyak seperti yang di Google Play," jelas Kevin.

Kevin mengakui cuilan pasar atawa market share ponsel berbasis Firefox di Indonesia masih sangat mini. Dia memastikan market share ponsel ini di bawah 10%.

Atas dasar potensi pasar yang belum menggiurkan itulah, sejauh ini ZTE belum berencana untuk melego ponsel Mozilla di toko ritel distributor telepon. "Kami belum rencana (menjual di toko ritel). Tapi kalo di Indonesia, kami memiliki banyak pilihan ponsel, selain yang berbasis Firefox," kata Kevin.

Dihubungi secara terpisah di Jakarta, Sekretaris Perusahaan  PT Metrodata Electronics Tbk, Randy Cartadinata, menyatakan, belum mendengar kabar resmi dari Mozilla perihal rencana peluncuran ponsel barunya. "Kami saja belum mendengar hal ini. Jadi, belum bisa memutuskan (apakah akan ikut menjual atau tidak)," kata Randy melalui pesan singkat.

Perlu Anda ketahui, akhir tahun 2013 lalu Metrodata Electronics, perusahaan distributor telepon,  melalui anak usahanya, PT Synnex Metrodata Indonesia, meneken perjanjian strategis dengan ZTE. Jadi, ada kemungkinan distribusi ponsel Mozilla jatuh ke tangan Metrodata.

Namun, Randy bilang, saat ini fokus produk buatan ZTE yang dijual oleh Metrodta adalah wireless router. Meski sebetulnya, perusahaan ini juga mendistribusikan ponsel ZTE di pasaran.

Lebih dari itu, Metrodata menegaskan di produk ponsel, perusahaan ini lebih mengandalkan penjualan dari smartphone merek Samsung, Asus dan Sony.

Ia menilai, ponsel ZTE masih kurang bisa diserap oleh konsumen di Indonesia. "Produk ZTE kurang bisa diserap oleh pasar. Jadi yang kami lakukan sekarang ini adalah fokus melakukan penjualan wireless router untuk ZTE," tegas Randy.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina