Ponsel sumbang terbesar peningkatan impor Oktober



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka impor Indonesia pada Oktober 2016 naik sebesar 1,55% menjadi US$ 11,47 miliar.

Salah satu pemicunya adalah kenaikan impor golongan mesin dan peralatan listrik, khususnya ponsel, yang meningkat hingga 6,25%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai impor migas pada Oktober 2016 mencapai US$ 1,53 miliar atau turun 13,13% dibanding September 2016. Sementara impor nonmigas naik 4,27% dibanding September 2016 menjadi US$ 9,94 miliar.

"Kenaikan terbesar pada mesin dan peralatan listrik US$ 80,9 juta, ganti ponselnya sering banget," ujar Suhariyanto di Jakarta, Selasa (15/11).

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia dari Januari sampai Oktober 2016 mencapai US$ 110,17 miliar atau turun 7,50% dibanding periode sama 2015. Penurunan terjadi pada impor migas dan nonmigas, masing-masing US$ 5,8 miliar dan US$ 3,06 miliar.

"Penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya nilai impor minyak mentah US$ 1,2 miliar, hasil minyak US$ 4,3 miliar, dan gas US$ 349,6 juta," tutur Suhariyanto.

Adapun tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Oktober 2016 adalah China dengan nilai mencapai US$ 24,48 miliar, Jepang US$ 10,64 miliar , dan Thailand US$ 7,30 miliar.

Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,77% dan Uni Eropa 9,19%.

"Total impor kita sebagian besar untuk bahan baku atau penolong, menyusul barang konsumsi dan barang modal," tandasnya. (Iwan Supriyatna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia