Pool Advista Finance (POLA) membidik pertumbuhan kinerja 7,14% pada 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) berharap kinerja tahun ini bakal lebih baik ketimbang tahun 2019. Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembiayaan ini menargetkan pendapatan bisa menembus Rp 150 miliar atau tumbuh 7,14% dari perolehan tahun lalu sebanyak Rp 140 miliar.

Selain dari sisi pendapatan, POLA juga memasang target pertumbuhan aset menjadi Rp 530 miliar atau tumbuh dari target ada 2019 sebesar Rp 426,31 miliar. Guna mencapai target tersebut, Direktur Utama POLA, Asa Mirzaqi mengatakan perusahaan sudah menyiapkan beberapa strategi.

Pertama, emiten multifinance ini akan membuka dua cabang baru untuk memperluas jangkauan pasar. POLA berencana membuka cabang baru di Surabaya, Jawa Timur dan di Jawa Tengah.


Baca Juga: Saham Pool Advista Finance (POLA) anjlok 82,65% setahun, ini kata direksi

Kedua, POLA juga terus menyosialisasikan kebijakan keuangan yang berkelanjutan pada tahun ini. Yang jelas, saat ini POLA masih berfokus pada bisnis pembiayaan produktif dengan jaminan utama berupa fixed asset.

Ketiga, Pool Advista Finance menerapkan account receivable (AR) management system dan menerapkan penyempurnaan teknologi informasi yang dapat menunjang kegiatan pembiayaan. “Kami juga mengutamakan pelayanan kepada calon debitur dengan proses persetujuan service level agreement (SLA) maksimal 14 hari kerja serta melaksanakan good corporate governance dengan menyediakan laporan baik internal maupun kepada regulator secara tepat waktu,” papar Asa, Jumat (3/1).

Sampai September 2019, jumlah aset POLA tercatat Rp 408,23 miliar. Tapi, POLA memiliki tingkat pembiayaan bermasalah alias non-performing finance (NPF) mencapai 7,21% hingga akhir September 2019.

Baca Juga: Saham dan waran Pool Advista Finance (POLA) bisa ditransaksikan lagi Jumat (27/12)

Dia menuturkan, tingginya NPF ini bersumber dari pembiayaan bermasalah dari sektor properti yang menjadi sektor penyaluran pembiayaan tertinggi POLA dan dari sektor jasa.

POLA menyalurkan pembiayaan sebesar 27% dari total pembiayaan konvensional, 22% dana ke sektor jasa, 25% ke sektor multiguna lainnya, 8% ke sektor perindustrian, 7% ke sektor perdagangan restoran hotel, 7% ke kepemilikan ruko dan rumah, dan 3% ke pengangkutan perdagangan dan komunikasi.

"Kalau kami ini biasanya ke developer memberikan bridging financing hanya untuk sesaat. Masalahnya adalah kami banyak membiayai developer yang penggunaannya untuk rumah subsidi. Nah, kemarin kan dana subsidinya habis jadi ada kendala untuk mendapatkan pendanaan,” pungkas Asa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati