Populasi Jadi Kunci Utama Keberhasilan Proyek Properti Skala Kota



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu per satu proyek infrastruktur di Jakarta dan sekitarnya beroperasi. Salah satunya adalah jalan tol Serpong-Balaraja sepanjang 39,8 kilometer (km) yang meaghubungkan Rawa Buntu hingga Balaraja.

Beroperasinya tol Serpong-Balaraja akan menguntungkan beberapa township atau kota baru di sekitarnya, seperti Gading Serpong, Bintaro Jaya, BSD City, dan Kota Modern. 

Serpong-Balaraja seksi  1B CBD BSD-Legok sepanjang 5,40 km ditargetkan akan beroperasi pada kuartal III tahun ini. Adapun seksi 1A BSD-CBD sepanjang 5,15 km telah beroperasi sejak 2022 lalu. 


Gading Serpong merupakan salah satu yang paling beruntung karena memiliki akses tol langsung di gerbang BSD Barat. Gerbang tol ini bakal terkoneksi dengan terusan jalan bulevar baru Gading Serpong sepanjang 1,2 km dengan lebar 45 meter di sisi utara BSD City. 

Jalan boulevar itu nanti juga akan terkoneksi dengan kawasan komersial Sorrento Grande West dan Pisa Grande. Di dekatnya, juga sudah  dikembangkan komplek hunian paling mewah dan premium di Gading Serpong, yakni Matera Residences.

Baca Juga: Tangerang Menjadi Wilayah Terpopuler Pencarian Rumah, Jakarta Masih Mendominasi   Direktur Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, mengatakan semakin banyak aksesibilitas menuju ke lokasi subyek maka semakin banyak konektivitas dengan proyek atau destinasi utama lainnya. 

“Aksesibilitas itu merupakan preferensi dari banyak calon pembeli rumah. Sehingga calon pembeli rumah dapat mencapai fasilitas komersial atau publik dengan sangat mudah dari rumahnya,” kata dia dalam paparan riset properti MarketBeat Q2 2024, Kamis (25/7).

Perumahan yang memiliki aksesibilitas yang baik akan menjadi pilihan utama konsumen mencari hunian. Iinfrastruktur transportasi seperti jalan tol, kereta, dan lain-lain sangat efektif dalam mendorong density sebuah kawasan perumahan. Saat kawasan semakin ramai maka potensi produk-produk komersial pada pengembangan selanjutnya akan lebih besar. 

Hal itu di buktikan Paramount Land yang sukses mengembangkan Manhattan District selaus 22 hektare (ha) di Gading Serpong. Product-produk yang surah diluncurkan di kawasan itu diserap pasar dengan baik. “Sejak dipasarkan pada 2021, saat ini sudah laku 95%,” kata  Project Management Director Paramount Land, Cok Putra Tri Utama.

Baca Juga: Tren Harga Rumah di Indonesia Mengalami Peningkatan 2,3% pada Juni 2024

Ia bilang, Manhattan District disiapkan untuk menyikapi pertumbuhan Kota Gading Serpong yang pesat 10 tahun terakhir. Selain itu, Paramount Land juga terus  memperluas dan memperbaiki infrastruktur di kawasan tersebut dengan menambah konektivitas dengan akses-akses jalan baru.

Cok mengatakan, penambahan akses ini memudahkan pengunjung masuk dan keluar Gading Serpong secara looping, yaitu alih-alih hanya menggunakan satu akses keluar-masuk. Alhasil,  masyarakat dapat menggunakan berbagai jalur alternatif yang tersambung ke daerah pengembangan lain di sekitar Gading Serpong dan menjadikan kota ini semakin terbuka lebar.

Hadirkan Konsep Baru 

Gading Sarpong merupakan megaproyek jangka panjang Paramount Land. Kawasan yang surah berkembang pest ini masih memiliki cadangan lahan yang siap dikembangkan menjadi district premium yang diberi nama Pasadena Central District. Luasnya mencapai 40 hektare (ha).

Presiden Direktur Paramount Land, M. Nawawi menjelaskan, Pasadena Central District akan dikembangkan menjadi mixed-use mencakup hunian dan komersial. Proyek ini akan diluncurkan pada akhir Juli 2024.

Namun, Nawawi belum merinci detail rencana proyek baru tersebut. Ia hanya menyebut bahwa distrik premium ini akan melengkapi fasilitas yang sudah ada, seperti sekolah, rumah sakit, pasar modern, ruko-ruko dan lainnya. “Ini adalah the next mega district Gading Serpong. Konsepnya city within a city, distrik selengkap kota yang dekat dengan hunian,” ujar dia, Kamis (25/7).

Baca Juga: Akses Tol Mulai Dibangun, Paramount Petals Langsung Luncurkan Klaster Baru

Selain itu, Paramount Land juga sedang menggodok rencana klaster pertama bernama Grand Pasadena Village yang akan dibangun di dalam megaproyek Pasadena Central District. Nawawi menyebut, klaster ini dirancang untuk kalangan atas yang mendambakan tempat tinggal premium dikepung fasilitas kota.   Strategi bisnis Paramount Land dinilai masih logis mengingat Gading Serpong kota Gading Serpong telah berkembang menjadi destinasi populer di Tangerang Raya dan Jabodetabek dengan populasi mencapai lebih dari 120 ribu jiwa, dengan lebih dari 40 klaster terhuni.   Sementara itu, Arief Rahardjo menilai bahwa kebutuhan komersial seperti pusat perbelanjaan sangat dipengaruhi oleh populasi. Saat ini dengan berkembangnya kota-kota baru di luar Jakarta terdapat pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan yang menciptakan basis konsumen yang kuat sehingga menarik bagi peritel untuk membuka usahanya. 

Baca Juga: Prospek Investasi di Kabupaten Tangerang Usai Akses Baru ke Tol Tangerang Dibangun   “Lifestyle mall makin populer karena bersifat crowd puller, dimana konsep itu mampu menarik kerumunan orang. Maka itu, konsep dan siapa tenan besar yang masuk harus dipilih supaya pengelola dapat menjaga traffic agar tetap stabil,” jelasnya.   Menurutnya, meskipun pusat perbelanjaan tradisional masih relevan, tren terbaru menunjukkan pergeseran menuju pengembangan ritel yang lebih spesialis dan berfokus pada komunitas di Jabodetabek. Meningkatnya minat terhadap pengembangan campuran yang mengintegrasikan ruang hunian, komersial, dan rekreasi, mencerminkan perubahan dalam perilaku dan preferensi gaya hidup konsumen.   “Beberapa waktu lalu hanya konsep semata, tetapi kini proyek mixed use sangat diminati karena mencerminkan perubahan perilaku dari profil konsumen saat ini. Kesimpulannya adalah populasi menjadi kunci utama dalam pengemgangan pusat ritel. Tidak hanya itu, konsep ritel yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan populasinya.” pungkas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk