KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbanyak di dunia. Data APJII menunjukkan bahwa pengguna internet Indonesia di tahun 2022 mencapai 210 juta orang, meningkat sekitar 35 juta pengguna dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, Kemenkominfo juga mencatat sekitar 89% penduduk Indonesia telah menggunakan
smartphone untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Hal tersebut tentunya turut mendorong pergeseran perilaku masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi informasi, hiburan, hingga bertransaksi, sehingga melahirkan sebuah tren baru yang dikenal sebagai
omnichannel atau strategi penggabungan beberapa kanal penjualan. Mempelajari lebih dalam seputar tren tersebut, perusahaan riset pasar Populix merilis laporan bertajuk “Omnichannel Digital Consumption Report 2023” yang mengungkap perilaku masyarakat Indonesia dalam menggunakan
smartphone, laptop, dan internet sebagai acuan bagi
brand dalam memenangkan pasar di era digital dewasa ini. Berdasarkan laporan tersebut, ditemukan bahwa 89% masyarakat saat ini terhubung dengan internet dan sebagian besar dari mereka terhubung melalui perangkat
smartphone.
“Laporan kami menunjukkan bahwa saat ini, 72% masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk berbelanja, terutama melalui
smartphone," ujar Dr. Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (21/3).
Baca Juga: Sepanjang 2022, Tiga Pilar Bisnis GOTO Tumbuh Positif "Oleh karena itu, di tengah pesatnya penetrasi internet dan akselerasi digital, para pelaku bisnis perlu terus beradaptasi dengan cara konsumen mengakses informasi dan bertransaksi seiring dengan pergeseran tren pasar yang muncul berkat adopsi internet dan perangkat digital saat ini," lanjut dia. "Melalui laporan Omnichannel Digital Consumption 2023, kami berharap dapat mendukung para pelaku bisnis dengan
insights mendalam seputar perilaku masyarakat Indonesia dalam mengakses internet di berbagai perangkat digital. Dengan demikian, para pelaku bisnis dapat memaksimalkan dan mengembangkan strategi
marketing dan penjualan yang lebih tepat sasaran,” tandasnya. Dari survei yang dilakukan terhadap 1.772 laki-laki dan perempuan berusia 17-55 tahun ditemukan bahwa para pengguna
smartphone lebih banyak menggunakan aplikasi ponsel untuk memenuhi kebutuhan komersial dan transaksi mereka, sedangkan laptop atau komputer lebih digunakan untuk mendukung produktivitas sehari-hari, seperti bekerja atau belajar. Menariknya, meskipun frekuensi masyarakat untuk bertransaksi melalui laptop atau komputer lebih rendah, tetapi dari sisi nominal transaksi, masyarakat yang menggunakan laptop atau komputer cenderung mengeluarkan anggaran lebih besar dibandingkan melalui ponsel. Dengan perkembangan internet saat ini, masyarakat juga semakin aktif dalam mencari informasi sebelum membeli sebuah produk. Hal ini terlihat dari 59% masyarakat yang mengatakan mereka secara aktif mencari
review produk, terutama melalui
smartphone. TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan masyarakat dalam mencari
review produk melalui
smartphone, sementara mesin pencari menjadi pilihan masyarakat yang menggunakan laptop atau komputer. Tiga informasi seputar
review produk yang paling dicari oleh masyarakat meliputi informasi produk, testimoni dari pembeli lain, dan harga. Namun demikian, secara keseluruhan, masyarakat juga menggunakan baik
smartphone maupun laptop atau komputer untuk terhubung dengan orang lain seperti mengakses media sosial dan
chatting, serta mencari hiburan. Adapun konten hiburan yang paling banyak dicari adalah musik dan film, sementara konten-konten yang biasa dicari oleh masyarakat di media sosial adalah foto atau video yang menghibur (76%),
review produk (67%), informasi kuliner (63%), berita
viral (62%), berbelanja di media sosial (50%), mencari inspirasi
fashion (49%), dan inspirasi
skincare (49%). Lebih lanjut, survei Populix menunjukkan bahwa 70% masyarakat Indonesia yang disurvei memiliki satu ponsel untuk menunjang aktivitas keseharian mereka, bahkan 28% masyarakat mengatakan mereka memiliki dua ponsel dengan merek yang paling banyak digunakan adalah Samsung (29%), Xiaomi (21%), iPhone (18%), Oppo (14%), dan Vivo (9%).
Baca Juga: Ada Dugaan Penjualan Pakaian Bekas Impor Dijual Via Marketplace, Ini Kata Tokopedia Untuk terhubung dengan internet dan paket data seluler, 48% masyarakat menggunakan operator seluler Telkomsel, diikuti dengan Indosat (26%) dan XL Axiata (14%). Mayoritas (86%) masyarakat menggunakan sistem berlangganan prabayar dengan rata-rata anggaran pulsa yang dikeluarkan sekitar Rp 100.000 setiap bulan, sementara 14% masyarakat yang menggunakan sistem pasca bayar cenderung mengeluarkan anggaran yang lebih besar, yaitu sekitar Rp 150.000 per bulan. Setiap harinya, pengguna ponsel dapat menghabiskan waktu rata-rata sekitar 8 jam dalam menggunakan perangkatnya, dan menggunakannya secara lebih intens setelah jam kerja pada pukul 18.00 hingga 21.00.
Masyarakat Indonesia kini juga lebih banyak terhubung dengan internet, serta aktif dalam mengeksplor dan memaksimalkan fungsi aplikasi di ponsel mereka. Hal ini terlihat dalam hasil survei yang menunjukkan bahwa 73% masyarakat mengatakan bahwa mereka memahami bagaimana cara mencari informasi yang mereka butuhkan di internet dan 64% masyarakat menyatakan gemar mengeksplor setiap detail aplikasi dan fitur yang tersedia di ponsel mereka. Selain itu, sebanyak 84% aktivitas penggunaan ponsel masyarakat saat ini terhubung dengan internet, seperti untuk
chatting (86%),
browsing (82%), belanja
online (80%), mengambil foto atau video (79%), mendengarkan musik (78%), mengecek
email (77%), melakukan transaksi keuangan (75%), menonton (74%), memesan makanan secara
online (68%), bermain
games (65%), bekerja atau belajar (63%), dan mencari
review produk (63%). Oleh karena itu, aplikasi media sosial (89%),
chatting (75%), hiburan (musik, video dan film) (60%),
e-commerce (59%),
e-wallet (59%),
e-mail (54%), perbankan (52%),
gaming (41%), dan transportasi
online (33%) menjadi aplikasi-aplikasi yang paling banyak diakses oleh masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi