Populix mencari peruntungan dari riset pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riset pasar menjadi salah satu modal bagi pelaku usaha untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengembangan bisnis. Namun, kebanyakan riset pasar memerlukan biaya yang cukup besar hingga banyak pelaku usaha urung melakukannya. Apalagi, UMKM.

Melihat persoalan tersebut, Timoty Astandu pun meluncurkan aplikasi riset pasar berlabel Populix di 2018. "Mimpi kami ingin membuat platform membuat riset lebih terjangkau yang bisa dipakai UMKM," kata Pendiri dan  Chief Executive Officer (CEO) Populix ini kepada KONTAN, Jumat (3/9).

Sejak 2018 sampai sekarang, Populix sudah melayani 200 perusahaan di 60 sektor industri dan bercokol kurang lebih di 10 negara termasuk Indonesia. Sementara jumlah responden di Populix sekitar 250.000 orang yang tersebar di 300 kota di Indonesia.

Yang menarik, pengguna Populix berasal dari industri yang beragam. Mulai produsen obat jerawat, perusahaan e-commerce, hingga yang bergerak di film. "Inilah yang membedakan kami dengan yang lain," ujar Timoty.

Bagi pelaku usaha yang ingin menggunakan layanan Populix, Timothy menjelaskan, terdapat dua paket layanan. Pertama paket riset kompleks yang biasanya digunakan oleh perusahaan skala besar. Kedua, paket riset bagi perusahaan atau pelaku usaha kecil.

Baca Juga: Ekspansi Feedloop semakin kencang setelah mendapat injeksi modal

Dengan tawaran paket tersebut, pelaku usaha dengan bujet mini bisa melakukan riset langsung dengan aplikasi Populix.

Adapun untuk range harga paket riset yang Populix tawarkan, Timothy menyebutkan, tergantung riset yang mitra inginkan. Tapi, kisaran tarifnya mulai Rp 1 juta hingga ratusan juta.

Dengan rentang harga layanan riset pasar yang Populix tawarkan itu, Timoty mengklaim, laju bisnis perusahaannya selama masa pandemi Covid-19 tumbuh positif, rata-rata sekitar 30% di setiap kuartal. "Sampai akhir tahun ini, target tetap sama, yakni tetap 30% per kuartal," sebutnya.

Salah satu cara untuk bisa mencapai target tersebut adalah dengan memperluas pasar. Kali ini, Populix bakal lebih mengoptimalkan pasar dari perusahaan kecil atau klien yang ingin membuat riset pasar kecil-kecilan dengan dana cukup Rp 1 juta sampai Rp 2 juta saja.

Baca Juga: Start up Desty mencari peluang dari pengguna marketplace dan konten media sosial

Sedangkan upaya lain yang masih terus Populix lakukan hingga saat ini adalah menggelar sosialisasi kepada para pelaku usaha soal pentingnya riset pasar dan penggunaan data untuk membuat keputusan bisnis.

Lain cerita dengan pengusaha dari luar negeri, yang justru banyak yang memakai data pasar dalam menentukan langkah bisnis mereka selanjutnya. "Ini tantangan kita membuka wawasan supaya pelaku bisnis  melakukan riset sebelum melakukan keputusan bisnis," ungkap Timoty.

Dan, pada April 2021 lalu, Populix mendapatkan kucuran pendanaan pre-series A senilai US$1,2 juta. Dana itu, Timoty bilang,  bakal Polulix gunakan untuk membiayai pengembangan teknologi dan bisnis.     

Selanjutnya: Start up aplikasi kesehatan semakin sehat di masa pandemi corona berkat telemedicine

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon