KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adit, karyawan swasta asal Padang berusia 23 tahun, ingat betul bagaimana pertama kali ia memberanikan diri membuka akun saham ketika masih kuliah. Ia mengaku belajar dari YouTube. “Awalnya itu mau uang berkembang, bukan disimpan aja,” ujar dia saat diwawancara Kontan, Jumat (12/12/2025). Platform favoritnya kala itu, dan masih hingga sekarang, adalah Stockbit dan IPOT. Adit bukan satu-satunya. Gelombang anak muda yang aktif berinvestasi lewat aplikasi online kini menjadi salah satu pendorong meningkatnya partisipasi ritel, terutama ketika IHSG beberapa kali mencetak rekor tertinggi pada tahun ini. Euforia lokal kian terasa, bukan hanya di big caps, tetapi juga saham IPO, perbankan, pertambangan, hingga saham-saham yang sedang hype di media sosial.
Baca Juga: Komoditas Logam Mulia Menguat, Didukung Sinyal Dovish The Fed dan Lonjakan Permintaan Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang diakses Kontan pada Jumat (12/12/2025) menunjukkan tren yang menarik. Sepanjang 2025, proporsi investor pelajar memang mengalami penurunan, namun nilai aset yang mereka kelola justru tumbuh signifikan. Pada Januari 2025, investor pelajar menyumbang 22,27% dari total investor dengan aset Rp 18,35 triliun. Angka ini turun menjadi 18,21% pada Oktober, tetapi nilai asetnya naik menjadi Rp 20,77 triliun secara year-to-date. Dibandingkan Oktober 2024, terjadi penurunan proporsi kepemilikan investor pelajar sebesar 5,15%. Namun nilai asetnya melonjak Rp 2,63 triliun atau sekitar 14,5% year-on-year. Artinya, jumlahnya menurun, tetapi aktivitas dan kekuatan modal kelompok usia muda justru menguat. Fenomena ini selaras dengan pengamatan pelaku industri. Stockbit, salah satu platform yang populer di kalangan Gen Z, melaporkan lonjakan investor dan volume transaksi sepanjang tahun ini. Head of PR & Corporate Communication Bibit.id dan Stockbit, William Ndut, menyebut aktivitas investor muda sangat dominan di platform tersebut. “Platform kami mengalami lonjakan jumlah investor dan volume transaksi. Investor ritel menggunakan Stockbit dalam berinvestasi,” katanya kepada Kontan. Ia menambahkan, lebih dari 90% pengguna Stockbit adalah investor muda berusia di bawah 40 tahun. Menurut William, minat investor muda juga semakin beragam. “Ada yang ramai ikut saham IPO, ada yang mencicil saham perbankan dan pertambangan yang cukup hype beberapa saat terakhir,” jelasnya.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,46% ke 8.660, Top Gainers LQ45 MEDC, AMMN dan ANTM, Jumat (12/12) Cerita dari lapangan pun serupa. Adit, misalnya, cenderung memilih saham
big caps dan
growth stock dengan strategi
swing dan jangka panjang. Ia menilai anak-anak muda sekarang lebih mudah masuk ke pasar modal karena edukasi sudah tersebar luas dan aplikasi
trading makin ramah pemula. “Sekarang enggak serumit dulu,” tuturnya. Di tengah reli IHSG, meningkatnya aktivitas investor muda juga terlihat dari saham-saham yang ramai diperbincangkan di komunitas
online, mulai dari sektor energi, perbankan, komoditas, hingga emiten-emiten IPO yang menawarkan momentum jangka pendek. Lonjakan transaksi ini sekaligus mempertegas
platform mana saja yang paling banyak dipakai, berikut sekuritas yang menikmati kenaikan
fee dari transaksi ritel saat pasar sedang bergairah.
Dengan aktivitas yang makin kuat, kelas investor muda kini bukan lagi pelengkap, tetapi menjadi bagian penting dalam likuiditas harian pasar. Bahkan ketika proporsi jumlah pelajar menurun, euforia dan nilai aset yang mereka kelola menunjukkan bahwa generasi baru investor ini sedang memainkan peranan yang semakin besar dalam dinamika IHSG yang terus mencetak rekor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News