Porsi batubara dalam bauran energi meningkat pada RUPTL 2020-2029



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan segera menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2020—2029. Mengutip draf RUPTL 2020—2029 yang diterima Kontan.co.id pada Rabu (6/1), terdapat beberapa pokok penyusunan yang terkandung dalam RUPTL tersebut.

Proyeksi rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik ditetapkan di level 4,05% per tahun. Dari situ, proyeksi penjualan tenaga listrik dengan skenario moderat antara tahun 2020 dan 2029 diperkirakan meningkat dari 228 TWh menjadi 360 TWh. Jumlah pelanggan listrik juga meningkat dari 78 juta di tahun 2020 menjadi 96 juta di tahun 2029.

Selanjutnya, rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik selama periode 2020-2029 mencpai 41.775 MW. Dari jumlah tersebut, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan Independent Power Producer (IPP) akan membangun pembangkit masing-masing 13.982 MW dan 23.000 MW, serta kerja sama antar Wilayah Usaha sebesar 300 MW.


Adapun penambahan pembangkit sebesar 4.493 MW merupakan proyek unallocated atau proyek yang belum ditetapkan pengembang maupun sumber pendanaannya.

Baca Juga: Sri Mulyani: Perbaikan harga komoditas sokong PNBP pada 2020

Berdasarkan jenis pembangkit, kebutuhan tambahan PLTU batubara mencapai 19.050 MW (45,6%), PLTG/PLTMG/PLTGU sebesar 8.434 MW (20,2%), PLTA/PLTM sebesar 7.976 MW (19,1%), PLTP sebesar 3.552 MW (8,5%), dan energi baru terbarukan (EBT) lain sebesar 2.763 MW (6,6%).

Setelah mengidentifikasi dan mengoptimalkan potensi-potensi EBT yang dapat dikembangkan hingga 2029, bauran dari EBT akan meningkat dari 12,4% pada tahun 2020 menjadi 23% pada tahun 2025.

Secara umum, bauran energi pada tahun 2025 diproyeksikan 60,7% dari batubara, 15,3% gas alam (termasuk LNG), 23% EBT, 0,5% BBM, dan 0,6% impor. Sedangkan pada tahun 2029 mendatang, porsi bauran energi batubara meningkat jadi 65%, EBT tetap di level 23%, gas alam turun menjadi 11,3%, serta BBM dan impor turun masing-masing menjadi 0,4% dan 0,3%.

Baca Juga: APBI: Tidak menutup kemungkinan produksi batubara tahun ini bakal lebih tinggi

Pemerintah juga memproyeksikan total rencana pembangunan jaringan transmisi sebanyak 49.182 kms pada 2020—2029, total rencana pembangunan gardu induk sebanyak 76.132 MVA, total rencana pembangunan jaringan distribusi sebanyak 514.641 kms, dan total rencana pembangunan gardu distribusi sebanyak 42.946 MVA.

Ketika dikonfirmasi Kontan.co.id, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu enggan menanggapi perihal substansi isi RUPTL 2020—2029.

Ia hanya bilang bahwa RUPTL tersebut masih dalam pembahasan yang intensif. Pemerintah pun merasa banyak hal yang perlu diklarifikasi dari RUPTL tersebut. “Target Januari 2021, RUPTL ini bisa diterbitkan,” tandas dia, Kamis (7/1).

Baca Juga: Harga batubara melesat di 2020, bagaimana prospeknya di 2021?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati