JAKARTA. Kelompok bank kecil berusaha meningkatkan perolehan likuiditas atau sumber dana pihak ketiga (DPK). Salah satunya adalah Bank Dinar Indonesia membidik DPK sebesar Rp 550 miliar sampai akhir tahun 2013. Hendra Lie Direktur Utama Bank Dinar Indonesia mengatakan, per September 2013 simpanan masyarakat yang sudah dijaring sudah mencapai Rp 462 miliar. Nilai tersebut hanya tumbuh 11% dibandingkan posisi Juni 2013 senilai Rp 416 miliar. "Sumber pendanaan kami mayoritas berasal dari deposito," kata Hendra, kepada KONTAN. Memang, bank kecil lebih sulit mengumpulkan likuiditas melalui dana murah. Buktinya di Bank Dinar, komposisi dana mahal (deposito) mendominasi dengan porsi mencapai 82% atau setara dengan Rp 378 miliar, sedangkan dana murah (tabungan dan giro) hanya 17,5% atau senilai Rp 80 miliar.
Porsi dana mahal Bank Dinar mencapai 82%
JAKARTA. Kelompok bank kecil berusaha meningkatkan perolehan likuiditas atau sumber dana pihak ketiga (DPK). Salah satunya adalah Bank Dinar Indonesia membidik DPK sebesar Rp 550 miliar sampai akhir tahun 2013. Hendra Lie Direktur Utama Bank Dinar Indonesia mengatakan, per September 2013 simpanan masyarakat yang sudah dijaring sudah mencapai Rp 462 miliar. Nilai tersebut hanya tumbuh 11% dibandingkan posisi Juni 2013 senilai Rp 416 miliar. "Sumber pendanaan kami mayoritas berasal dari deposito," kata Hendra, kepada KONTAN. Memang, bank kecil lebih sulit mengumpulkan likuiditas melalui dana murah. Buktinya di Bank Dinar, komposisi dana mahal (deposito) mendominasi dengan porsi mencapai 82% atau setara dengan Rp 378 miliar, sedangkan dana murah (tabungan dan giro) hanya 17,5% atau senilai Rp 80 miliar.