KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan investasi dana pensiun di instrumen saham tercatat menurun. Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total penempatan investasi dana pensiun gabungan di saham mencapai Rp 24,64 triliun per Januari 2025. Nilai itu turun 12,56%, jika dibandingkan per Januari 2024 yang sebesar Rp 28,18 triliun. Mengenai hal itu, Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA juga mengalami penurunan penempatan investasi di instrumen saham. Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno mengatakan penempatan investasi Dapen BCA di saham mengalami penurunan berdasarkan data per Februari 2025, yang mana porsinya tercatat menjadi sebesar 3,32% dari total penempatan investasi. Budi menerangkan penurunan itu disebabkan oleh dua faktor utama, yakni pelepasan investasi saham dan penurunan nilai pasar. Mengenai pelepasan investasi saham, dia menjelaskan Dapen BCA secara strategis melakukan penyesuaian portofolio dengan mengurangi eksposur pada saham, khususnya pada emiten yang terdampak pelemahan pasar modal.
Porsi Investasi Dana Pensiun di Instrumen Saham Menurun, Ini Penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan investasi dana pensiun di instrumen saham tercatat menurun. Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total penempatan investasi dana pensiun gabungan di saham mencapai Rp 24,64 triliun per Januari 2025. Nilai itu turun 12,56%, jika dibandingkan per Januari 2024 yang sebesar Rp 28,18 triliun. Mengenai hal itu, Dana Pensiun BCA atau Dapen BCA juga mengalami penurunan penempatan investasi di instrumen saham. Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno mengatakan penempatan investasi Dapen BCA di saham mengalami penurunan berdasarkan data per Februari 2025, yang mana porsinya tercatat menjadi sebesar 3,32% dari total penempatan investasi. Budi menerangkan penurunan itu disebabkan oleh dua faktor utama, yakni pelepasan investasi saham dan penurunan nilai pasar. Mengenai pelepasan investasi saham, dia menjelaskan Dapen BCA secara strategis melakukan penyesuaian portofolio dengan mengurangi eksposur pada saham, khususnya pada emiten yang terdampak pelemahan pasar modal.