JAKARTA. Meski sempat menurun dua bulan lalu, porsi kepemilikan bank di Surat Berharga Negara (SBN) kembali meroket. Mengacu pada situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 31 Mei porsi kepemilikan bank di SBN diakumulasi mencapai Rp 507,99 triliun atau naik sekitar 3,26% bila dibandingkan dengan akhir April di angka Rp 491.93 triliun. Sedangkan, secara year to date (ytd) kepemilikan bank di SBN mencatatkan kenaikan sebesar 27,17%. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan faktor utama meningkatnya kepemilikan bank di SBN disebabkan masih lambatnya pertumbuhan kredit baru hingga kuartal I 2017. “Tingginya risiko kredit dan pertimbangan faktor likuiditas diperkirakan juga menjadi salah satu alasan bank memilih untuk menempatkan danya di SBN,” kata Lili, pekan lalu.
Porsi kepemilikan bank di SBN meroket
JAKARTA. Meski sempat menurun dua bulan lalu, porsi kepemilikan bank di Surat Berharga Negara (SBN) kembali meroket. Mengacu pada situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 31 Mei porsi kepemilikan bank di SBN diakumulasi mencapai Rp 507,99 triliun atau naik sekitar 3,26% bila dibandingkan dengan akhir April di angka Rp 491.93 triliun. Sedangkan, secara year to date (ytd) kepemilikan bank di SBN mencatatkan kenaikan sebesar 27,17%. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan faktor utama meningkatnya kepemilikan bank di SBN disebabkan masih lambatnya pertumbuhan kredit baru hingga kuartal I 2017. “Tingginya risiko kredit dan pertimbangan faktor likuiditas diperkirakan juga menjadi salah satu alasan bank memilih untuk menempatkan danya di SBN,” kata Lili, pekan lalu.