Porsi kepemilikan BIPI di ELSA menyusut



JAKARTA. Porsi kepemilikan PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) di PT Elnusa Tbk (ELSA) menyusut. Per 29 Februari 2012, BIPI menggenggam 2,15 miliar unit saham atau setara dengan 29,42% total saham ELSA.

Di bulan sebelumnya, BIPI menguasai 2,31 miliar saham atau 31,61% saham ELSA. Alhasil, selama sebulan, jumlah saham BIPI di ELSA telah meyusut sebanyak 159,29 juta saham atau menurun 6,91%.

Sekretaris Perusahaan BIPI, Dina Andini, menjelaskan, menyusutnya porsi saham BIPI di ELSA merupakan bagian dari perjanjian gadai saham alias repurchase agreement (repo) dengan sejumlah kreditur. Kepemilikan saham berpindah tangan karena BIPI belum memenuhi kewajibannya. "Selama ini, BIPI melakukan perjanjian repo kepada sejumlah investor untuk kebutuhan pendanaan jangka pendek," ungkap Dina kepada KONTAN, Senin (12/3), tanpa menyebutkan identitas investor berikut nilai reponya.


BIPI biasanya bertransaksi repo dalam jangka pendek, tiga sampai enam bulan, kemudian diperpanjang lagi. Untuk meraih pendanaan tersebut, BIPI menggadaikan kepemilikan saham di ELSA.

Yang pasti, manajemen BIPI menegaskan, porsi kepemilikannya di ELSA tetap berkisar 37% saham, sebagai pemegang saham pengendali bersama PT Pertamina, yang menguasai 41% saham ELSA. "Hal-hal seperti hak suara dalam RUPS dan hak dividen tetap berada pada kami," ucap Dina.

Mengenai nilai penyusutan saham tersebut, manajemen BIPI maupun ELSA enggan membeberkan secara mendetail. Dengan asumsi harga saham ELSA kemarin (12/3) di posisi Rp 245 per saham, maka nilai penyusutan saham BIPI di ELSA per akhir Februari lalu mencapai Rp 39 miliar.

Dina memastikan, BIPI hingga kini belum berniat melepas saham ELSA. Emiten minyak dan gas ini tetap ingin mempertahankan ELSA dalam jangka panjang.Rencana penjualan saham ELSA oleh BIPI sempat maju mundur. Manajemen pernah melontarkan rencana melepas ELSA lantaran kinerjanya menurun. Belakangan BIPI mengurungkan niatnya. Harga saham BIPI kemarin turun 2,33% ke Rp 210 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri