Porsi komponen lokal naik, proyek pemerintah masih on the track



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian dan lembaga diberi tugas Presiden Joko Widodo untuk memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Bahkan soal ini dibahas serius dalam rapat terbatas, Selasa lalu (31/7), untuk menguatkan ekonomi nasional terhadap dampak global dan membantu current account deficit (CAD).

Pemerintah sedang memilah-milah sektor mana yang perlu dinaikkan porsi TKDN-nya. Termasuk di dalamnya proyek-proyek startegis pemerintah. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengatakan, pihaknya memang saat ini terus menerus mengevaluasi proyek yang saat ini menjadi fokus pemerintah terutama menyangkut TKDN. Pasalnya jika TKDN dioptimalkan negara bisa menghemat hampir US$ 2 miliar.

Ini dipercaya bisa membantu neraca perdagangan yang masih defisit. Meski masih dievaluasi, Luhut memastikan hal tersebut tidak akan membuat proyek tersebut akan molor. "Yang kita evaluasi banyak. Tapi sampai saat ini belum ada tuh yang reschedule, semua masih on the track," katanya saat sesi tea afternoon dengan rekan media di kantornya, Rabu (1/8).


Seperti misalnya Pelabuhan Patimban yang sebentar lagi akan dilakukan pekerjaan konstruksi dan targetnya pada Maret 2018 sudah bisa soft opening. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya saat ini sedang memilah-milah proyek mana yang saat ini perlu dikurangi porsi impornya.

"Ini yang jelas untuk proyek-proyek yang akan datang seperti Pelabuhan Patimban, kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya. Sementara kalau yang eksisting yang sudah jalan tidak mungkin kami lakukan," ungkapnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor usai ratas, Selasa (31/7).

Menurut Budi, untuk Pelabuhan Patimban memang tidak terlalu banyak komponen impornya dari segi konstruksi. Mayoritas komponen dalam negeri yang digunakan sudah mencapai 60%-70%. Bahkan dengan keadaan saat ini TKDN akan dinaikkan 5% lagi.

"Sementara untuk kereta api semi cepat banyak komponen impornya karena ada train set dan segala macam," tambahnya. Menhub menghitung setidaknya, proyek kereta api semi cepat ini memiliki komponen impor mencapai 20% dan direncanakan akan dikurangi hingga 10%. Sebab, menurut Budi, TKDN yang baik itu mencapai 10%.

Adapun, tingkat komponen impor yang tinggi di proyek kereta api semi cepat itu karena proyek tersebut didanai pinjaman dari Jepang. Sehingga, hal itu mensyaratkan barang impor yang dipakai harus sekian persen.

Dengan begitu, Kemhub akan bicara lebih lanjut hal ini dengan JICA Jepang, selaku pemberi pinjaman kedua proyek tersebut. Meski begitu, Luhut juga mengatakan, saat ini pemerintah sudah cukup mencermati TKDN dalam proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

Salah satunya yakni dalam proyek Light Rail Transit (LRT) yang sudah menjadi model. Di proyek ini, hampir semuanya dibuat oleh PT INKA. "Saya sudah berkali-kali ingatkan INKA. Akibatnya ada 150 vendor yang bangun di daerah di Madiun sana," jelas Luhut.

Tak hanya di bidang konstruksi, TKDN juga ditingkatkan untuk industri perminyakan. "Itu harus mengupayakan menggunakan produk-produk dalam negeri, misalnya pipa. Jadi jangan speknya dimacem-macemin. Kalau kita bekerjasama dengan baik itu bisa menghasilkan yang baik juga," tegas Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat