JAKARTA. Bank tidak jor-joran memberikan kredit kendaraan bermotor pasca kelonggaran uang muka atau down payment (DP) untuk kredit kendaraan bermotor (KKB). PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya, memiliki porsi kredit otomotif yang kecil sehingga aliran kredit untuk kendaraan tidak besar. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer BNI, mengatakan, kucuran kredit ke otomotif tidak akan membludak, karena nilai pinjamannya kecil serta pemberian kreditnya melalui channeling ke multifinance sehingga keuntungan tidak besar. “KKB itu ukuran kreditnya kecil dan pemungutan (collection) lebih berat karena banyaknya jumlah debitur,” katanya. Lanjutnya, pelonggaran uang muka kredit otomotif ini akan menggairahkan pasar KKB, sehingga BNI membidik pertumbuhan KKB sebesar 13%-14% untuk tahun ini, dengan fokus pemberian kredit ke kendaraan roda empat berstatus kendaraan baru. “Ke depan, BNI akan menjaga porsi kredit KKB akan tetap sama,” tambahnya.
Porsi kredit otomotif BNI masih mini
JAKARTA. Bank tidak jor-joran memberikan kredit kendaraan bermotor pasca kelonggaran uang muka atau down payment (DP) untuk kredit kendaraan bermotor (KKB). PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya, memiliki porsi kredit otomotif yang kecil sehingga aliran kredit untuk kendaraan tidak besar. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer BNI, mengatakan, kucuran kredit ke otomotif tidak akan membludak, karena nilai pinjamannya kecil serta pemberian kreditnya melalui channeling ke multifinance sehingga keuntungan tidak besar. “KKB itu ukuran kreditnya kecil dan pemungutan (collection) lebih berat karena banyaknya jumlah debitur,” katanya. Lanjutnya, pelonggaran uang muka kredit otomotif ini akan menggairahkan pasar KKB, sehingga BNI membidik pertumbuhan KKB sebesar 13%-14% untuk tahun ini, dengan fokus pemberian kredit ke kendaraan roda empat berstatus kendaraan baru. “Ke depan, BNI akan menjaga porsi kredit KKB akan tetap sama,” tambahnya.