KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan mendorong peningkatan porsi penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Porsi kredit segmen ini ditargetkan bisa mencapai lebih dari 30% pada tahun 2024. Sementara saat ini, porsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan nasional masih sekitar 18%. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM perbankan nasional per Februari 2021 mencapai Rp 1.010,3 triliun atau 18,6% terhadap total kredit sebesar Rp 5.417,3 triliun.Komposisi tersebut tidak berubah dari akhir 2020. Untuk mencapai itu, Presiden Jokowi telah meminta jajarannya untuk menaikkan plafon kredit UMKM dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit UMKM diminta diperbesar hingga Rp 20 miliar dari saat ini sekitar Rp 500 juta-Rp 10 miliar. Sementara plafon KUR dihimbau untuk dinaikkan hingga sampai Rp 100 juta dari saat ini yang masih di bawah Rp 50 juta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perubahan plafon kredit UMKM dan KUR tersebut akan segera dilakukan. "Perubahan-perubahan itu diharapkan bisa segera dilakukan untuk kemudian dilaporkan ke presiden," katanya dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memperkirakan porsi kredit UMKM perseroan bakal semakin meningkat dengan rencana pemerintah tersebut. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, rencana pemerintah tersebut sebetulnya telah selaras dengan rencana bisnis BRI yang memang fokus terhadap segmen UMKM. "Target kami, porsi kredit UMKM BRI ke depaan akan terus meningkat hingga mencapai 85% dari total kredit BRI," katanya pada KONTAN, Selasa (6/4). Baca Juga: Pemerintah tingkatkan plafon KUR, Hipmi menilai akan untungkan konglomerasi Komposisi kredit UMKM BRI memang terus menunjukkan pertumbuhannya. Jika pada kuartal IV 20119 masih mencapai 79% maka pada akhir 2020 sudah mencapai 82,13%. Penyaluran KUR juga turun mendorong peningkatan porsi UMKM ini.