Porsi penjualan batubara emiten tak berubah



JAKARTA. Para produsen batubara berharap, porsi ekspor dan domestik pada semester II-2017 akan tetap sama dengan semester I-2017. Hal ini karena harga batubara masih belum stabil. Harga Batubara Acuan Agustus naik 6,3% dari US$ 78,95 per ton di bulan lalu menjadi US$ 83,97 per ton.

Orias Petrus Moedak, Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk, bilang, saat ini harga batubara ekspor Bukit Asam sebesar Rp 823.000 per ton. Sementara harga domestik yang dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 740.000 per ton. "Lebih murah domestik, tapi kontrak lebih panjang," ujarnya ke KONTAN, Jumat (4/8).

Emiten berkode PTBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu tidak akan mengubah komposisi ekspor dan domestik di semester II-2017. Sekadar perbandingan, di semester I-2017 penjualan domestik 60% dan sisanya ekspor.


Orias berharap, produksi semester II-2017 sama seperti semester I-2017. Yakni 11,36 juta ton, naik 13,4% dibandingkan periode sama tahun 2016 sebesar 10,02 juta ton.

Kendati berharap produksi sama dengan semester I-2017, tidak lantas laba bersih dan pendapatan juga sama. "Susah, harga fluktuatif, yang penting produksi dulu bisa sama," imbuh dia. Laba bersih PTBA pada semester I 2017 sebesar Rp 1,72 triliun, dari pendapatan Rp 8,9 triliun.

Adib Ubaidillah Sekretaris Perusahaan PTBA, menambahkan, produksi semester II-2017 tidak meningkat signifikan, karena skala produksi tidak bisa naik secara sporadis dan harus melihat kemampuan angkutan keretaapi. "Tidak ada (kontrak) besar, hanya spot 5%, karena semua sudah ada kontraknya sampai akhir tahun," ujar dia. Target produksi PTBA tahun ini sebanyak 21,92 juta ton.

Sementara Direktur Keuangan PT Indika Energy Tbk Aziz Armand menyatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan batubara Indika sebesar 75% untuk ekspor. "Saya berharap, tidak banyak berubah pada tingkat harga," ujarnya KONTAN, Jumat (4/8).

Emiten bersandi INDY di BEI ini sudah memiliki perjanjian kontrak jangka panjang untuk ekspor, sehingga komposisi penjualan ekspor dan domestik tak akan berubah. "Tapi spot masih ada yang kosong. Porsi spot 20%," ungkap dia.

Produksi INDY pada tahun 2016 mencapai 32 juta ton, sementara target tahun ini 33 juta ton. Pada semester I-2017, produksi INDY diprediksi akan sama dengan semester I-2016, antara 15 juta-16 juta ton.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO), bilang, seiring peningkatan kebutuhan terhadap batubara, pihaknya berkomitmen memenuhi permintaan batubara nasional yang semakin tinggi. "Di domestik sebagian besar untuk pembangkit listrik," kata dia kepada KONTAN, Jumat (4/8). Di semester I-2017, penjualan domestik mencapai 23%.

Membaiknya harga batubara tidak mendorong Adaro menaikkan produksi. Perusahaan ini fokus menjaga cadangan batubara di jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan. "Panduan produksi Adaro tahun ini adalah 52 juta-54 juta ton," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini