Porsi saham DSSA di UFS berpotensi menciut



JAKARTA. Satu masalah kembali muncul terkait aksi tukar guling saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), GMR Coal Resources Pte Ltd, dan United Fiber System Ltd (UFS). Pasalnya, belum lama ini, UFS kembali menerbitkan obligasi konversi yang berpotensi membuat kepemilikan saham DSSA di UFS berkurang setelah swap.

Dalam keterbukaan informasi UFS di Bursa Singapura (SGX) Oktober 2012, UFS mengumumkan, pihaknya akan menerbitkan obligasi konversi hingga S$ 15,8 juta. UFS menerbitkan obligasi itu kepada Raiffeisen Bank International, AG Singapore Branch (RBI). Obligasi tersebut berkupon 0%. Namun, tidak dijelaskan masa jatuh tempo obligasi tersebut.

Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DSSA mengaku, ini akan membuat kepemilikan saham perseroan terdilusi. "Tetapi persentasenya kecil, kami sudah memperhitungkannya," ujar dia beberapa waktu lalu kepada KONTAN. Namun, ia mengaku tak ingat porsinya.


Awalnya, transaksi ini targetnya kelar semester I 2012. Namun, karena sampai akhir tahun lalu belum selesai, akhirnya disepakati akan menggunakan buku Desember 2012 yang telah diaudit untuk aksi tukar guling saham itu. Ini berarti, masih ada waktu hingga akhir Juni 2013 untuk merealisasikan aksi itu.

DSSA dan GMR sepakat melakukan swap saham dengan UFS. DSSA dan GMR akan menyerap saham baru yang diterbitkan UFS. DSSA memiliki 65,22% saham UFS, sedangkan GMR 29,2%.

Saham baru UFS itu akan dibayar dengan seluruh saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang dimiliki DSSA dan GMR. DSSA dan GMR masing-masing menguasai 66,99% dan 30% saham GEMS. Sehingga, DSSA dan GMR menguasai saham GEMS melalui kepemilikan tak langsung. Saham baru UFS dibandrol di S$ 3,5 sen per saham. Sedangkan saham GEMS dihargai Rp 2.750 per saham. Total transaksi setara Rp 10,83 triliun. Harga kesepakatan itu belum berubah.

Kinerja UFS sendiri tak mencolok. Per kuartal III-2012, UFS merugi US$ 5,79. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana