Porsi SBN di reksadana bertambah Rp 15,81 triliun



JAKARTA. Sepanjang tahun 2015, kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh reksadana menggemuk sebanyak Rp 15,81 triliun.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, porsi SBN di reksadana pada Desember 2015 mencapai Rp 61,6 triliun.

Angka tersebut terbang Rp 15,81 triliun atau sekitar 34,52% dibandingkan posisi akhir tahun 2014 sebesar Rp 45,79 triliun.


Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan memaparkan, kepemilikan SBN oleh reksadana memang bertumbuh pesat sepanjang tahun 2015.

Maklum, tahun lalu pasar domestik bergejolak akibat ketidakpastian eksternal, semisal spekulasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed serta aksi China mendevaluasi mata uang Yuan.

Pasar negara-negara berkembang juga sempat tergerus akibat peristiwa gagal bayar utang Yunani. Sehingga investor reksadana cenderung mengalihkan dananya dari instrumen berisiko seperti efek saham ke instrumen yang kurang berisiko semisal obligasi negara.

Lihat saja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot 12,12% sepanjang tahun 2015. Periode sama, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price hanya turun 5,02%.

“Mengindikasikan tipikal investor reksadana masuk ke reksadana yang lebih aman seperti reksadana pendapatan tetap saat pasar fluktuatif,” jelasnya. Sehingga, kenaikan permintaan investor mengerek kebutuhan pelaku manajer investasi terhadap obligasi negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto