JAKARTA. Infrastruktur menjadi kunci utama pembangunan Indonesia. Namun, untuk bisa menggeber pembangunan infrastruktur, pemerintah membutuhkan pembiayaan tidak sedikit baik dari sumber pembiayaan dalam negeri maupun luar negeri. Catatan Bank Indonesia (BI), beberapa tahun belakangan, porsi pembiayaan pembangunan dari mancanegara berupa utang luar negeri (ULN) terus meningkat. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, mengungkapkan, selama periode 2004-2005, sumber pembiayaan dalam negeri mampu menanggung biaya 80% pembangunan domestik. Selebihnya, baru berupa utang luar negeri. Namun, pada tahun 2014, porsi pembiayaan dalam negeri berkurang menjadi 68% sementara porsi ULN meningkat. Apakah ini indikasi pemerintah RI semakin gemar berutang?
Porsi utang luar negeri kian meningkat
JAKARTA. Infrastruktur menjadi kunci utama pembangunan Indonesia. Namun, untuk bisa menggeber pembangunan infrastruktur, pemerintah membutuhkan pembiayaan tidak sedikit baik dari sumber pembiayaan dalam negeri maupun luar negeri. Catatan Bank Indonesia (BI), beberapa tahun belakangan, porsi pembiayaan pembangunan dari mancanegara berupa utang luar negeri (ULN) terus meningkat. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, mengungkapkan, selama periode 2004-2005, sumber pembiayaan dalam negeri mampu menanggung biaya 80% pembangunan domestik. Selebihnya, baru berupa utang luar negeri. Namun, pada tahun 2014, porsi pembiayaan dalam negeri berkurang menjadi 68% sementara porsi ULN meningkat. Apakah ini indikasi pemerintah RI semakin gemar berutang?