KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia mengalir lancar. Bahkan pada daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal), salah satunya di Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pos Indonesia menyebut mendapat alokasi bantuan sosial sembako dan PKH pada triwulan II tahun 2024 sebanyak 5.724 keluarga penerima manfaat (KPM) di Tanjung Pandan, Belitung, "Kami mendapat alokasi 5.724 KPM. Persentase penyaluran sudah mencapai 95,28%," kata Executive General Manager Kantor Pos KCU Tanjung Pandan, Rega Muhammad Muslim. Rega menjelaskan, penyaluran bansos Pos Indonesia dilakukan tiga metode, yakni dibagikan di Kantor Pos, komunitas dan diantarkan langsung ke rumah KPM alias door to door apabila KPM berhalangan hadir sedang sakit, disabilitas dan lansia.
Baca Juga: Tahan Tarik Utang Baru, Realisasi Pembiayaan Anggaran Rp 71,1 Triliun Per April 2024 Petugas juru bayar di Tanjung Pandan yang mengantarkan bantuan langsung ke rumah KPM kerap menghadapi tantangan geografis dan cuaca. Maklum, Tanjung Pandan berada di wilayah kepulauan. "Cuaca juga sering kurang bersahabat. Kendala geografis karena penduduk di sini banyak yang tinggal di pulau terluar," ujar Rega. Guna memperlancar penyaluran bansos, petugas Pos berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait seperti pemerintah daerah, Dinas Sosial dan para pendamping sosial masyarakat maupun pendamping PKH. "Kami biasanya mengevaluasi secara berkala baik sebelum maupun sesudah penyaluran, sehingga bisa evaluasi untuk menentukan langkah terbaik ke depan guna memaksimalkan pembayaran," ucap Rega. Selain itu, petugas Pos juga dibekali aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk memudahkan pelaporan penyaluran. Sebab, melalui aplikasi tersebut capaian penyaluran dapat dipantau setiap waktu. Termasuk bukti penyaluran berupa foto KPM dan geo tagging lokasi penyaluran bantuan. "Aplikasi PGC lumayan memudahkan untuk pembayaran karena secara real time bisa diakses oleh berbagai pihak terkait, sehingga realisasi pembayaran bisa terpantau setiap waktu. Kemudian sebagai evidence (bukti) juga dilampirkan foto KPM dan geo tagging yang bisa langsung diakses secara real time," kata Rega. Dengan segala sumber daya dan komitmen penuh dari Pos Indonesia pada setiap tugas penyaluran bantuan tersebut Rega berharap Pos Indonesia akan selalu dipercaya oleh kementerian untuk menyalurkan bantuan. "Kami berharap bantuan yang disalurkan oleh Pos Indonesia khususnya di KCU Tanjung Pandan bisa lebih banyak karena sesuai informasi yang kami terima sampai saat ini belum semua. Semoga semua bantuan bisa disalurkan melalui Pos Indonesia," tutur Rega.
Baca Juga: Dana PKH Belum Tersalur Semuanya, Realisasi Dana Bansos Turun 2,9% Per April 2024 Petugas juru bayar Pos Indonesia Sudarsono mengatakan pihaknya mendapat tugas untuk membagi sembako dan PKH di triwulan II. "Kami juga membayarkan secara door to door kepada KPM yang berhalangan mengambil sendiri ke Kantor Pos. KPM tersebut sebelumnya sudah didata melalui PSM desa yang memberikan list untuk antaran kepada kami," jelas dia. Setelah mendapatkan list antaran tersebut, maka Sudarsono sebagai petugas juru bayar door to door akan langsung menuju ke rumah para KPM. "Setelah itu kami mengecek posisi danom KPM. Kami meminta panjar untuk melakukan pembayaran. Setelah itu kami langsung menuju lokasi pembayaran. Rata-rata saya mengantarkan bansos untuk 5-10 KPM per hari," cerita Sudarsono. Menurut dia, kendala pengantaran bantuan di daerah 3T salah satunya adalah tidak adanya sinyal selular. "Sebelum melakukan pembayaran kami memastikan titik lokasi yang sinyalnya stabil karena untuk pembayaran bansos sembako dan PKH ini kami tidak diizinkan untuk mode offline. Kendala lainnya paling hanya kendala cuaca tidak terduga, kadang panas, kadang hujan. Kalau kendala teknis tidak ada," papar Sudarsono. Sudarsono berharap, program bansos ini terus berlanjut dan Pos selalu dilibatkan dalam penyalurannya. "Dari sisi kemanusiaan, para penerima itu memang layak mendapatkan bantuan karena mereka betul-betul tidak mampu, jompo, dan sebagian penyandang disabilitas," ujar dia. Pendamping PKH Kecamatan Tanjung Pandan Dahliyana Siregar mengatakan, data KPM dan jadwal penyaluran selalu didapat rinci dari Pos Indonesia. Dahliyana menyebut, metode penyaluran bansos Pos Indonesia cukup efektif dan memudahkan. "Alhamdulillah, sejauh ini berjalan baik dan lancar karena petugas Kantor Pos cukup jelas memberi tahu jadwal pembayaran, cukup rapi, sehingga kami datang tidak sekaligus semuanya. Jadi proses pencairan lancar," tutur dia.
Baca Juga: Tingkatkan Layanan, Pos Indonesia Antarkan Langsung Dana Pensiun ke Rumah Dahliyana juga mengatakan jika layanan door to door Pos Indonesia tepat dilakukan karena banyak KPM adalah lansia dan disabilitas. "Kalau pencairan lewat Pos Indonesia itu jauh lebih mudah dan minim hal yang tidak kita inginkan. Misalnya, tidak tersalurkan. Kalau pakai kartu ATM kadang bermasalah lupa PIN, kartu tertelan. Sedangkan kalau lewat Pos pada hari itu pencairan, hari itu juga langsung selesai. Sejauh ini kami merasa terbantu sekali dengan penyaluran bansos melalui Pos," kata dia. Sebagai pendamping PKH, Dahliyana bertugas mendampingi 172 KPM. Dia bilang, tugasnya adalah memberikan edukasi mengenai bansos PKH, terutama nominal dan bulan pencairan. Dia juga memberitahukan KPM agar segera mengambil bantuan. "Sebelum membayar bansos biasanya saat data bayar turun, saya bikin grup WhatsApp untuk menginfokan waktu pencairan dan jadwal pembayaran. Kalau di kantor Pos biasanya sudah terjadwal tanggal sekian, untuk di kelurahan ini. Setelah itu saya dampingi KPM mengambil bansos di kantor Pos," jelas Dahliyana. Dia juga meminta agar setiap KPM tidak saling cemburu melihat nominal bantuan tidak selalu sama antar KPM. Salah satu KPM yang menerima bantuan secara door to door, Mohamad M Said, mengaku gembira atas bantuan yang diterimanya. Apalagi, saat ini ia telah memasuki masa pensiun tanpa punya dana pensiun.
Said bilang, bantuan yang telah diterimanya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. "Saya dapat bantuan beras dan PKH berupa uang Rp 1,2 juta per tiga bulan. Uangnya dipakai untuk biaya hidup sehari-hari. Saya lebih senang terima bantuan uang, bisa dibelanjakan apa saja sesuai keperluan," tutur dia. Said yang kini tak lagi memiliki pemasukan berharap akan terus menerima bantuan dari pemerintah. Bisa dibilang keberlangsungan hidupnya bergantung pada bansos. "Harapan saya, bantuan ini terus berlanjut karena saya sudah tidak bekerja. Hanya bantuan ini yang bisa membantu untuk kelangsungan hidup saya. Alhamdulillah, bantuan dari pemerintah sangat menolong sekali. Terima kasih," kata dia.
Baca Juga: Realisasi Bansos Turun 2,9% Per April 2024, Ini Penyebabnya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana