Posisi cadev turun tipis di November 2019, ini tanggapan para ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir November 2019 sebesar US$ 126,6 miliar, turun tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 126,7 miliar.

Lantas, bagaimana tanggapan para ekonom terkait hal ini?

Ekonom Samuel Aset Management Lana Soelistianingsih melihat bahwa penurunan cadev pada bulan November 2019 tersebut disebabkan oleh efek lebih lanjut penurunan ekspor November. "Kalau ekspor melambat, jumlah valas yang disimpan di bank turun, otomatis hasil lelang term deposit valas juga menurun, jadi cadev di BI pun juga turun. Sementara BI pun mendapatkan cadev juga dari bank-bank tersebut," kata Lana kepada Kontan.co.id, Jumat (6/12).


Baca Juga: Ekonom ini menilai penurunan cadev tidak berpengaruh pada daya topang terhadap rupiah

Penurunan cadev juga disebabkan oleh adanya pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah yang memang biasanya terjadi pada bulan-bulan di akhir tahun. Oleh karena itu, ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan karena penurunannya pun masih terbilang kecil.

Meski begitu, penurunan ini dipandang Lana akan berlanjut pada bulan Desember 2019. Biasanya, pembayaran utang paling banyak terjadi pada bulan terakhir tersebut.

Bahkan, Lana pun memprediksi akan ada penurunan cadev sebanyak US$ 500 juta-US$ 700 juta pada bulan Desember 2019 tersebut. "Tapi penurunan di Desember tidak akan sebesar pada bulan Juni," tambah Lana.

Baca Juga: BI sempurnakan aturan untuk tingkatkan efektivitas DHE, ini tanggapan ekonom

Head of Economic Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja juga memandang bahwa penurunan cadev pada bulan tersebut masih terbilang wajar dan tidak terlalu berdampak pada ekonomi. Enrico pun menambahkan bahwa penurunan ini lebih disebabkan oleh adanya pola musiman pembayaran utang luar negeri dan sedikit intervensi agar pergerakan rupiah tetap stabil.

Demikian juga dengan Head of Danareksa Research Institute (DRI) Moekti Prasetiani Soejachmoen. Menurutnya, penurunan cadev di bulan November 2019 yang tidak terlalu signifikan tersebut disebabkan karena faktor musiman.

Baca Juga: Ekonom BCA: Penurunan cadev di November bukan sesuatu yang mengkhawatirkan

Ini terjadi karena adanya penerimaan devisa minyak dan gas (migas) dan penerimaan valas lainnya yang sedikit terkoreksi karena pembayaran ULN pemerintah.

Berbeda dengan Lana dan Enrico, Moekti memprediksi pada bulan Desember 2019 cadev akan lebih tinggi dari bulan November 2019. "Ini secara historis. Biasanya cadev di bulan akhir tahun bisa lebih tinggi dari bulan sebelumnya," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati