Posisi Hillary Clinton di atas angin



WASHINGTON. Jalan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton menuju Gedung Putih semakin terbuka lebar. Satu hari menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), skandal penggunaan surat elektronik (email) pribadi yang membelit Clinton dinyatakan tidak melanggar hukum.

Hal ini diumumkan Biro Investigasi Federal (FBI) pada Minggu (6/11) waktu setempat. Dalam surat kepada Kongres AS, FBI menyatakan bahwa berdasarkan hasil investigasi tambahan, tidak ditemukan unsur pidana atas penggunaan email pribadi Clinton untuk berkirim informasi negara.

Direktur FBI James Comey menjelaskan, penyidik telah bekerja keras di detik-detik terakhir untuk menyelesaikan kajian ulang terhadap kasus email Clinton. Hasilnya, FBI tidak menemukan alasan untuk mengubah hasil keputusan pada Juli lalu bahwa Clinton tidak terbukti melakukan perbuatan kriminal atas penggunaan server email pribadi sewaktu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.


Sontak, pengumuman FBI tersebut membuat posisi Clinton di atas angin. Hasil jajak pendapat akhir Bloomberg, kemarin, menunjukkan Clinton berpotensi meraup 44% suara. Sementara Trump mengantongi 41% suara.

Terlepas dari soal skandal email, Clinton dinilai memiliki kekuatan untuk menarik para pemilih wanita, keturunan latin dan warga kulit hitam. Tak jauh berbeda, poling Reuters/Ipsos juga menyimpulkan hal yang sama.

Jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos menyebutkan, Clinton unggul dengan 44% suara berbanding 5 poin dengan Trump yang meraup 39% suara. Reuters bahkan menyebut, peluang Clinton memenangi pemilu presiden mencapai 90%.

Hillary untung

Pernyataan Comey membuat berang kubu pesaing Clinton. Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mempertanyakan keabsahan dari investigasi tersebut. Trump mengatakan, hasil investigasi tidak akan berhenti.

"Penyelidikan akan terus dilakukan. Agen khusus tidak akan membiarkan Clinton lolos dengan kejahatan mengerikan itu," kata Trump kepada para pendukungnya di Sterling Heights, Michigan, pada Minggu malam.

Clinton dan Trump menghabiskan hari terakhir kampanye dengan berupaya menarik suara di sejumlah wilayah penting. Maklumlah, hari terakhir kampanye menjadi kunci penentu kemenangan pada pemilihan umum (pemilu) yang bakal digelar pada Selasa (8/11) waktu AS.

Yang jelas, pengumuman FBI di detik-detik terakhir pemilu tentu akan menguntungkan Clinton. Hasil investigasi FBI dinilai mampu mengubah pikiran masyarakat AS yang sempat meragukan kompetensi Clinton.

Partai Demokrat berharap temuan FBI akan mendongkrak suara Clinton dan mengakhiri ketidakpastian dari serangan Partai Republik selama 10 hari terakhir kampanye.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie