JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,37% ke level 4.912,09 pada Senin (2/6). Net buy asing tercatat Rp 835,5 miliar. Sepanjang tahun ini, asing sudah mencatatkan net buy sebesar RpĀ 42,22 triliun.Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 142,14.Analis OSO Securities, Andri Goklas mengatakan investor sempat merespon negatif data-data ekonomi dalam negeri yang baru saja dirilis. "Namun, di sesi 2 IHSG berhasil menguat," kata Andri. Padahal, tingkat inflasi dalam negeri masih berada di kisaran 0,16% dan nereca perdagangan defisit US$ 1,96 juta.Selain itu, Andri menganggap situasi politik kian tidak pasti. Hal ini setelah Partai Demokrat yang semula netral dikabarkan akan mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Padahal, calon Ppresiden yang disukai pasar adalah Joko Widodo," imbuhnya. Andri menduga situasi ini dimanfaatkan investor untuk membeli saham sehingga mengangkat IHSG.Analis Lautandhana Sekurindo, Khrisna D Setiawan bilang, defisit neraca perdagangan membuat nilai tukar rupiah kian tertekan. Tekanan terhadap rupiah bertambah karena mata uang dollar Amerika juga sedang menguat dari mata uang asing lain. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi IHSG.Secara teknikal, Khrisna mengatakan IHSG berpotensi melemah. "MACD bearish, RSI juga cenderung overbought. Pergerakan harga pun sudah menembus support sehingga seharusnya kembali turun," katanya.Khrisna menebak IHSG akan melemah dan bergerak pada kisaran 4.865-4.930. Andri menduga IHSG turun dan bergerak pada kisaran 4.860-4.935. Sedangkan Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Parningotan Julio memperkirakan IHSG bergerak flat cederung naik dan bergerak pada kisaran 4.858-4.933.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Posisi IHSG tertopang aksi beli
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,37% ke level 4.912,09 pada Senin (2/6). Net buy asing tercatat Rp 835,5 miliar. Sepanjang tahun ini, asing sudah mencatatkan net buy sebesar RpĀ 42,22 triliun.Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 142,14.Analis OSO Securities, Andri Goklas mengatakan investor sempat merespon negatif data-data ekonomi dalam negeri yang baru saja dirilis. "Namun, di sesi 2 IHSG berhasil menguat," kata Andri. Padahal, tingkat inflasi dalam negeri masih berada di kisaran 0,16% dan nereca perdagangan defisit US$ 1,96 juta.Selain itu, Andri menganggap situasi politik kian tidak pasti. Hal ini setelah Partai Demokrat yang semula netral dikabarkan akan mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Padahal, calon Ppresiden yang disukai pasar adalah Joko Widodo," imbuhnya. Andri menduga situasi ini dimanfaatkan investor untuk membeli saham sehingga mengangkat IHSG.Analis Lautandhana Sekurindo, Khrisna D Setiawan bilang, defisit neraca perdagangan membuat nilai tukar rupiah kian tertekan. Tekanan terhadap rupiah bertambah karena mata uang dollar Amerika juga sedang menguat dari mata uang asing lain. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi IHSG.Secara teknikal, Khrisna mengatakan IHSG berpotensi melemah. "MACD bearish, RSI juga cenderung overbought. Pergerakan harga pun sudah menembus support sehingga seharusnya kembali turun," katanya.Khrisna menebak IHSG akan melemah dan bergerak pada kisaran 4.865-4.930. Andri menduga IHSG turun dan bergerak pada kisaran 4.860-4.935. Sedangkan Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Parningotan Julio memperkirakan IHSG bergerak flat cederung naik dan bergerak pada kisaran 4.858-4.933.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News