Posisi yen bisa ganggu target BOJ



JAKARTA. Keputusan Bank of Japan (BOJ) untuk menerapkan suku bunga negatif diacuhkan pasar. Posisi yen pun terus merangkak naik.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/2) posisi yen sudah melonjak naik sejak 29 Januari 2016 lalu setelah keputusan BOJ tersebut. Hal ini disebabkan oleh fokus pelaku pasar dan trader pada volatilitas pasar global daripada pelonggaran stimulus BOJ.

Sepanjang Februari 2016 ini saja posisi yen sudah melesat 5,3% terhadap USD dan pada Selasa (9/2) ditutup di level 114,21 atau posisi terkuatnya sejak November 2014. Hingga pukul 19.00 WIB posisi USD/JPY sudah tergerus 0,06% ke level 115,04.


Gejolak yang terjadi di pasar global membuat pelaku pasar memilih untuk berlindung pada safe haven termasuk yen. Keadaan ini yang kemudian mendorong yen terus menanjak. Para spekulator pun melihat tren yen masih bullish.

“Risk aversion itu jadi kunci pilihan trader saat ini dengan ketidakpastian global yang tinggi,” kata Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures.

Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi BOJ. Tujuan Haruhiko Kuroda dan pejabat BOJ lainnya adalah melemahkan yen sehingga ekspor dan inflasi bisa melonjak. Dengan keadaan seperti saat ini, ekspor bisa tergerus akibat nilai yen yang tinggi, imbasnya inflasi pun tertahan.

Menurut Morgan Stanley, saat ini yang bisa melemahkan yen adalah pernyataan verbal yang dilayangkan oleh BOJ. Serta saran Morgan Stanley untuk mengambil posisi profit taking terhadap yen perlu dilakukan pelaku pasar mengingat posisinya yang sudah terlampau tinggi.

Saat ini pelaku pasar hanya bisa menanti kelanjutan keputusan dari BOJ pada rapat moneter selanjutnya 15 Maret 2016 mendatang. “Sebelum itu yen masih bisa terus unggul,” tebak Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto