JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk memperbaharui postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 (APBN-P 2016) yang sudah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai lebih realistis. Meski demikian, pemangkasan pada pos belanja negara diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Dalam Sidang Kabinet yang di Istana Kepresidenan Rabu (3/8), pemerintah akan memangkas belanja negara sebesar Rp 133,8 triliun dan defisit anggaran dilebarkan menjadi 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini lantaran penerimaan pajak diperkirakan akan mengalami shortfall Rp 219 triliun. Sementara itu, nilai tukar rupiah diubah menjadi Rp 13.300 per dollar Amerika Serikat (AS), tetapi target pertumbuhan ekonomi tetap 5,2%.
Postur anggaran baru jadi angin segar investor
JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk memperbaharui postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 (APBN-P 2016) yang sudah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai lebih realistis. Meski demikian, pemangkasan pada pos belanja negara diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Dalam Sidang Kabinet yang di Istana Kepresidenan Rabu (3/8), pemerintah akan memangkas belanja negara sebesar Rp 133,8 triliun dan defisit anggaran dilebarkan menjadi 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini lantaran penerimaan pajak diperkirakan akan mengalami shortfall Rp 219 triliun. Sementara itu, nilai tukar rupiah diubah menjadi Rp 13.300 per dollar Amerika Serikat (AS), tetapi target pertumbuhan ekonomi tetap 5,2%.