Potensi belum digarap maksimal, Indonesia genjot kerjasama ekonomi dengan Turki



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menggenjot penyelesaian Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komperhensif Indonesia-Turki (IT CEPA). Hal itu dikarenakan petensi ekspor Indonesia ke Turki belum tergarap secara maksimal.

Padahal, Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal Perjanjian Perdagangan Internasional (Ditjen PPI) Kementerian Perdagangan (Kemdag) Ni Made Ayu Marthini mengatakan, ekspor Indonesia ke Turki terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.

"Masih banyak potensi dan ruang untuk pengembangan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Turki, perjanjian ini nantinya mendorong hal tersebut," ujar Made dalam siaran pers, Minggu (27/1).


Made bilang, perjanjian IT CEPA akan meningkatkan nilai ekspor dua negara. Target nilai ekspor kedua negara tahun 2023 mencapai US$ 10 miliar.

Perundingan tersebut dibagi menjadi enam kelompok kerja yang membahas sejumlah isu. Antara lain seperti akses pasar dan draf teks; bea cukai dan fasilitas perdagangan (CTF); trade remedies (TR); hambatan teknis perdagangan (TBT), sanitasi dan fitosanitasi (SPS), serta isu legal perjanjian.

"Putaran ini akhirnya berhasil menyelesaikan kerangka acuan sebagai pedoman dalam melakukan perundingan ke depannya," terang Made.

Made bilang, tahap awal perundingan fokus pada bidang perdagangan barang. Kemudian akan dilanjutkan pada bidang perdagangan jasa, investasi,dan lainnya. Perundingan tersebut akan mengeliminasi hambatan perdagangan kedua negara. Hambatan tersebut baik hambatan tarif maupun nontarif.

Asal tahu saja, total perdagangan Indonesia - Turki pada tahun 2017 mencapai US$ 1,7 miliar. Indonesia surplus atas Turki sebesar US$ 634,9 juta.

Ekspor Indonesia ke Turki tahun 2017 tercatat sebesar US$ 1,16 miliar. Produk ekspor utama Indonesia ke Turki diantaranya karet alam, benang, serat stapel tiruan, benang filamen sintetis, dan minyak kelapa sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat