JAKARTA. Bisnis penyewaan cold storage alias ruang penyimpanan berpendingin sesungguhnya sangat potensial. Sebab, kapasitas yang ada saat ini masih belum mampu menampung seluruh produksi komoditas yang memerlukan seperti perikanan, daging, produk susu, sayuran dan buah.Hasanuddin Yasni, Direktur Eksekutif Asosiasi rantai pendingin Indonesia (ARPI) bilang, dari total kapasitas cold storage yang dimiliki swasta dan pemerintah saat ini, hanya sekitar 5%-10% yang disewakan. Hal ini menyebabkan cold storage sewaan sangat dibutuhkan pada musim puncak (peak season)."Misalnya saat liburan, perusahaan-perusahaan seperti Nestle atau Diamond memerlukan tambahan cold storage untuk produk susu (dairy) mereka," ujar Yasni pada KONTAN belum lama ini. Sayangnya kapasitas tambahan tidak bisa diambil dari cold storage yang terintegrasi perusahaan pemrosesan. Sebab, "mereka gunakan untuk keperluan penyimpanan internal," imbuh Yasni.Seperti diketahui, saat ini kapasitas cold storage yang ada rata-rata hanya sekitar separo produksi. Misalnya saja cold storage perikanan hanya mampu menampung 7,2 juta ton per tahun padahal produksi mencapai 14 juta ton per tahun.Karena itu, Yasni berharap pemerintah juga memberi jaminan integrasi sistem rantai pendingin agar investor lebih tertarik membangun cold storage. "Misalnya apakah ada subsidi transportasi dan jaminan infrastruktur yang memadai. Sebab bisnisĀ cold storage tidak bisa berdiri sendiri," kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Potensi besar bisnis cold storage
JAKARTA. Bisnis penyewaan cold storage alias ruang penyimpanan berpendingin sesungguhnya sangat potensial. Sebab, kapasitas yang ada saat ini masih belum mampu menampung seluruh produksi komoditas yang memerlukan seperti perikanan, daging, produk susu, sayuran dan buah.Hasanuddin Yasni, Direktur Eksekutif Asosiasi rantai pendingin Indonesia (ARPI) bilang, dari total kapasitas cold storage yang dimiliki swasta dan pemerintah saat ini, hanya sekitar 5%-10% yang disewakan. Hal ini menyebabkan cold storage sewaan sangat dibutuhkan pada musim puncak (peak season)."Misalnya saat liburan, perusahaan-perusahaan seperti Nestle atau Diamond memerlukan tambahan cold storage untuk produk susu (dairy) mereka," ujar Yasni pada KONTAN belum lama ini. Sayangnya kapasitas tambahan tidak bisa diambil dari cold storage yang terintegrasi perusahaan pemrosesan. Sebab, "mereka gunakan untuk keperluan penyimpanan internal," imbuh Yasni.Seperti diketahui, saat ini kapasitas cold storage yang ada rata-rata hanya sekitar separo produksi. Misalnya saja cold storage perikanan hanya mampu menampung 7,2 juta ton per tahun padahal produksi mencapai 14 juta ton per tahun.Karena itu, Yasni berharap pemerintah juga memberi jaminan integrasi sistem rantai pendingin agar investor lebih tertarik membangun cold storage. "Misalnya apakah ada subsidi transportasi dan jaminan infrastruktur yang memadai. Sebab bisnisĀ cold storage tidak bisa berdiri sendiri," kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News