KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis
multifinance bisa dibilang telah menjadi salah satu cara perbankan menambah pundi-pundi keuntungan. Tak jarang, bank melakukan akuisisi untuk memiliki anak usaha yang bergerak di sektor pembiayaan ini. Teranyar, ada PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang akan melakukan finalisasi aksi akuisisi PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), besok (27/3). Di mana, BTPN harus melakukan
rights issue senilai Rp 6,73 triliun sebagai modal melakukan akuisisi tersebut. Secara rinci, 62,6% dari pendapatan dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi OTO. Sementara, sisanya sebesar 37,4% akan dilakukan untuk mengakuisisi SOF.
Masuknya BTPN dalam bisnis
multifinance dipercaya bisa memberikan pengaruh positif terhadap kinerja bank. Dalam hal ini, integrasi antar entitas tersebut bisa memperkuat bisnis
consumer finance BTPN.
Baca Juga: Ini Siasat Bankir untuk Memacu Kredit Korporasi di Tahun 2024 ”Bank BTPN melihat potensi yang cukup besar dalam bisnis pembiayaan roda dua dan roda empat di Indonesia,” ujar
Communications and Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman, akhir tahun lalu. Jika menilik kinerja bank yang telah memiliki bisnis
multifinance, kontribusi laba bisnis ini memang tak bisa diragukan. Ambil contoh, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang menjadi induk usaha dari PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance). Adira Finance mencatat laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk mencapai Rp 1,94 triliun di 2023. Nilai tersebut setara dengan 55,4% dari total laba yang dibukukan oleh Danamon di periode 2023. Selain itu, ada juga PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang mampu memberikan kontribusi laba pada induknya, PT Bank CIMB Niaga Tbk, sekitar 6,67%. Di mana, laba bersih CNAF tercatat senilai Rp 432,14 miliar. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang kontribusi tersebut masih bisa ditingkatkan dalam beberapa tahun ke depan. Secara bertahap, ia ingin kontribusi CNAF bisa mencapai 10% hingga 12%. ”Kami melihat prospek ke depan sangat bagus melihat populasi dan juga konsumsi domestik negara kita,” ujar Lani, Selasa (26/3). Lani menggambarkan bahwa kontribusi yang didapat dari CNAF ini juga tak langsung sebesar ini. Ia bilang saat mentransformasi bisnis CNAF di 2016 lalu harus mengubah kerugian menjadi keuntungan seperti saat ini.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Jajal Segmen Ritel untuk Genjot DPK Untuk memperbesar bisnis
multifinance-nya saat ini, Lani juga membuka peluang untuk menambah entitas baru sebagai anak usahanya. Tentu, memperhatikan kecocokan dan
appetite yang dimiliki. ”Saat ini kami lagi cari-cari sembari fokus mengembangkan bisnis CNAF juga,” ujarnya. Memang, bank memiliki lebih dari satu perusahaan
multifinance juga bukan hal yang baru. Ambil contoh, ada PT Bank Mandiri yang memiliki dua perusahaan
multifinance yaitu PT Mandiri Utama Finance (MUF) dan PT Mandiri Tunas Finance (MTF).
Editor: Tendi Mahadi