Potensi besar, produksi teh lokal malah merosot



JAKARTA. Pangsa pasar teh dalam negeri masih sangat besar dan belum tergarap seluruhnya. Sementara itu, ekspor teh ke mancanegara juga terus berkembang kendati harus melalui persyaratan yang ketat oleh negara-negara tujuan ekspor.

Tapi perkembangan permintaan teh baik di pasar lokal maupun di pasar ekspor berbanding terbalik dengan kondisi perkebunan kebun teh yang terus menyusut setiap tahun. Kondisi ini diikuti dengan penurunan produksi teh dalam negeri.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Teh Indonesia (ATI) Atik Darmadi mengatakan, produksi teh pada tahun 2015 sebesar 130.000 ton. Volume produksi itu jauh lebih rendah dari produksi teh 10 tahun lalu yang mencapai 166.000 ton. "Setiap tahun itu ada penurunan produksi teh rata-rata 30.000 ton," ujar Atik kepada KONTAN, Kamis (1/9).


Pada tahun ini, produksi teh nasional diperkirakan masih sama dengan tahun lalu yakni 130.000 ton. Namuh hingga akhir Agustus 2016, baru 80% yang tercapai, dan diharapkan pada bulan September-Desember produksi teh bisa meningkat sehingga minimal sama dengan tahun lalu.

Menurut Atik, dampak penurunan produksi teh mulai terasa. Saat ini ekspor teh dalam bentuk bubuk hanya sekitar 65.000 ton hingga 70.000 ton dari total produki teh tahun lalu 130.000 ton. sementara sisanya diolah dan digunakan dalam negeri. Volume ekspor ini jauh lebih rendah dari 10 tahun lalu dimana Indonesia bisa mengekspor hingga 100.000 ton teh.

Selain itu, volume impor teh juga sempat naik hingga 24.000 ton, namun setelah ada kenaikan Bea Masuk (BK) teh dari 5% menjadi 20% baru terjadi penurunan menjadi 12.000 ton impor teh tahun lalu. Atik mengatakan, berdasarkan data ATI, penjualan produk teh yang sudah diolah di dalam negeri mencapai rata-rata Rp 10 triliun setiap tahun.

Sementara penjualan teh ekspor dalam bentuk bubuk hanya sekitar Rp 2 triliun. "Kalau di dalam negeri tehnya diolah lagi menjadi berbagai jenis makanan dan minuman, sementara kalau ke luar negeri hanya diekspor dalam bentuk bubuk saja," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini