Potensi bisnis online makin melar



JAKARTA. Setelah satu tahun berdiri PT Rakuten-MNC terus berkembang. Pemilik situs Rakuten Belanja Online (RBO) ini mengaku mampu menyediakan 200.000 produk, naik 400% dari awal berdirinya sebanyak 40.000 produk belanja. Sampai akhir tahun ini, Rakuten mentargetkan penyediaan 1 juta produk.

Ryota Inaba, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) RBO mengatakan, penambahan produk menjadi salah satu langkah perusahaan untuk menggapai pasar e-commerce lebih luas. “Kami optimis terus tumbuh dengan peningkatan jumlah pengguna internet lebih dari 40 juta sehingga mencapai 175 juta pengguna 2016 nanti,” ujarnya, akhir pekan ini.

Ryota mengklaim, potensi besar penjualan online terlihat dari trafik Rakuten yang melonjak hingga 800% dibanding Juni 2011 lalu. Selain itu angka transaksi juga meningkat signifikan 20 kali lipat seiring dengan meningkatnya produk jualan dari 220 merchant ritel yang bergabung, seperti Best Denki, Electronic Solutions, Yamaha, Mustika Ratu, dan Martha Tilaar.


Optimisme tinggi juga dikatakan oleh Daniel Tumiwa, Country Manager PT Multiply Indonesia. Perusahaan ini mentargetkan peningkatan jumlah pengguna dari 2,3 juta orang menjadi 4,6 juta orang pada tahun ini.

Untuk mengejar target pertumbuhan pelanggan itu, Daniel mengatakan, pihaknya akan menambah fitur layanan e-commerce. “Saat ini Multiply memiliki 17 kategori produk mulai dari pakaian dan gadget,” katanya.

Selain penambahan produk, Multiply juga berusaha memudahkan transaksi jual beli. Peluang bisnis penjualan elektronik atau e-commerce memang tinggi.

Menurut Azhar Hasyim, Direktur E-Business Kemkominfo Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), pasar bisnis perdagangan online akan terus tumbuh seiring peningkatan infrastruktur internet di Indonesia.

Bahkan diperkirakan potensi pasar bisnis e-commerce tahun ini bisa mencapai Rp 330 triliun. Untuk itu, saat ini Kemkominfo tengah merancang Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can