Pembudidayaan talas satoimo di Indonesia masih dalam tahap mencari pola yang sesuai dengan kontur tanah. Tapi, dengan budidaya yang tepat, lima tahun ke depan Indonesia bisa bersaing dengan China menjadi pengekspor satoimo ke Jepang. Peluang ekspornya pun kian terbuka lebar.Tingginya permintaan dari Jepang membuka peluang budidaya talas satoimo semakin lebar. Maklum, tanaman sejenis umbi-umbian yang kerap disebut talas jepang ini merupakan alternatif makanan pokok masyarakat di Negeri Sakura. Seperti pernah diulas Harian KONTAN edisi 3 September 2009, potensi budidaya talas satoimo sangat prospektif. Pasalnya, permintaan talas ini di pasar luar negeri cukup besar, terutama dari Jepang. Di tahun lalu, tercatat permintaan Jepang terhadap komoditas ini mencapai 480.000 ton per tahun. China, salah satu negara pengekspor talas satoimo terbesar saat ini, belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Untuk menutupi kebutuhan itu, Pemerintah Jepang pun menawarkan proyek kerjasama budidaya talas satoimo kepada pemerintah sejumlah negara. Salah satunya Indonesia. Maka, pada 2006, Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang terbentuk.
POTENSI BISNIS TALAS JEPANG KIAN TERBUKA LEBAR
Pembudidayaan talas satoimo di Indonesia masih dalam tahap mencari pola yang sesuai dengan kontur tanah. Tapi, dengan budidaya yang tepat, lima tahun ke depan Indonesia bisa bersaing dengan China menjadi pengekspor satoimo ke Jepang. Peluang ekspornya pun kian terbuka lebar.Tingginya permintaan dari Jepang membuka peluang budidaya talas satoimo semakin lebar. Maklum, tanaman sejenis umbi-umbian yang kerap disebut talas jepang ini merupakan alternatif makanan pokok masyarakat di Negeri Sakura. Seperti pernah diulas Harian KONTAN edisi 3 September 2009, potensi budidaya talas satoimo sangat prospektif. Pasalnya, permintaan talas ini di pasar luar negeri cukup besar, terutama dari Jepang. Di tahun lalu, tercatat permintaan Jepang terhadap komoditas ini mencapai 480.000 ton per tahun. China, salah satu negara pengekspor talas satoimo terbesar saat ini, belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Untuk menutupi kebutuhan itu, Pemerintah Jepang pun menawarkan proyek kerjasama budidaya talas satoimo kepada pemerintah sejumlah negara. Salah satunya Indonesia. Maka, pada 2006, Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang terbentuk.