JAKARTA. Pemerintah sudah menyiapkan strategi penambahan utang untuk menutup pelebaran defisit anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) tahun 2017. Seperti diketahui dalam rancangan APBNP 2017, pemerintah menaikkan defisit hingga mencapai Rp 397,2 triliun atau 2,92% dari produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya dalam APBN 2017 defisit hanya 2,41% PDB. Kenaikan defisit terjadi karena turunnya target penerimaan perpajakan sebesar Rp 50 triliun, namun di sisi lain belanja negara bertambah Rp 30 triliun. Dengan kondisi itu maka penghematan belanja barang sebesar Rp 16 triliun, belum mencukupi. Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution menjelaskan, kebutuhan penerbitan surat utang tahun ini mencapai Rp 433 triliun-Rp 467,3 triliun. Jumlah itu naik sampai Rp 67,3 triliun, jika kita bandingkan dengan target APBN 2017 sebesar Rp 400 triliun. "Kami ingin APBN tidak kontraktif, tapi ekspansif," kata Darmin, Jumat (7/7).
Potensi crowding out kenaikan utang RI
JAKARTA. Pemerintah sudah menyiapkan strategi penambahan utang untuk menutup pelebaran defisit anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) tahun 2017. Seperti diketahui dalam rancangan APBNP 2017, pemerintah menaikkan defisit hingga mencapai Rp 397,2 triliun atau 2,92% dari produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya dalam APBN 2017 defisit hanya 2,41% PDB. Kenaikan defisit terjadi karena turunnya target penerimaan perpajakan sebesar Rp 50 triliun, namun di sisi lain belanja negara bertambah Rp 30 triliun. Dengan kondisi itu maka penghematan belanja barang sebesar Rp 16 triliun, belum mencukupi. Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution menjelaskan, kebutuhan penerbitan surat utang tahun ini mencapai Rp 433 triliun-Rp 467,3 triliun. Jumlah itu naik sampai Rp 67,3 triliun, jika kita bandingkan dengan target APBN 2017 sebesar Rp 400 triliun. "Kami ingin APBN tidak kontraktif, tapi ekspansif," kata Darmin, Jumat (7/7).