KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Beragam suku dan tradisi di Indonesia memunculkan potensi yang melimpah. Bukan hanya pariwisata, kuliner dan kerajinan saja. Beragam komoditas dari beragam daerah juga tak kalah melimpah. Melihat belum banyak potensi daerah yang dimaksimalkan dalam pengenalannya maka Potensiana.com hadir menjawab hal tersebut. Potensiana.com merupakan
platform ecommerce berbasis
Blockchain dan
Artificial Intelligence (AI) yang pertemukan para pengusaha komoditas alam Indonesia dengan para pembeli maupun investor baik dalam maupun luar negeri. Bekerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) kini sudah ada 25 kabupaten yang sudah melakukan input data ke Potensiana.com. "Kita baru jalan tiga bulan ini, sudah ada sekitar 1.700 produk. Baru Kebupaten di Jawa dan Sumatera untuk awal ini yang input ke www.potensiana.com," tutur
Co-Founder Potensiana.com Feby M faisal kepada KONTAN.
Hasil alam yang ada di aplikasi Potensiana.com meliputi hasil pertanian, perhutanan dan perkebunan, pertambangan, peternakan, perikanan, hasil bumi lainnya, produk-produk kesehatan/farmasi, produk budaya lokal. Produk tersebut ada di fitur Potensian Ritel. Feby menjelaskan ada empat fitur di aplikasi, diantaranya Potensiana Pariwisata yang mencakup potensi wisata di suatu daerah, Potensiana Global, Potensiana Investasi yang berisi informasi daerah-daerah yang membuka investasi bagi investor. "Yang investasi itu jadi kita ada informasi daerah mana mungkin yang sedang open buat investasi, nah kalau yang ritel nanti kita kerjasama dengan Bukalapak," sambung Feby. Sistem bisnis yang diterapkan oleh Potensiana.com adalah B2B. Produk yang paling digandrungi para user adalah kopi kemudian kelapa ada di peringkat kedua. Saat ini disebut Feby bahwa Potensiana.com tengah fokus pada memperbanyakan produk. Tak hanya itu nantinya dari segi bisnis akan fokus pada fitur pariwisata dan investasi. "Karena ritel nanti kerjasama, dan di fitur pariwisata akan ada layanan paket wisata kerjasama dengan travel lokkal di daerah tersebut," kata Feby. Akan ada juga wadah atau layanan bagi daerah yang ingin membentuk pemerintah berbasis digital. Uniknya selain itu Potensiana.com juga berencana membantu usaha di daerah yang siap untuk IPO. "416 kabupaten dari APKASI dikirimi surat buat bergabung karena kita benar-benar membantu potensi daerah bukan hanya produk saja tapi wisata dan investasi tadi," jelas Feby. Tahun depan dipasang target semua kabupaten yang ada di Indonesia sudah terdaftar dalam Potensiana.com. Guna capai target maka sosialisasi terus dilakukan, tak sedikit perwakilan daerah yang datang langsung ke Potensiana untuk mendapatkan edukasi mengenai cara menggunakan aplikasi ini. Ada juga daerah yang meminta pihak Potensiana untuk hadir memberikan sosialisasi. "Yang minta kita datang ada Jayapura, Halmahera, Jepara di Kalimantan juga ada," imbuh Feby. Sosialisasi yang dilakukan menjawab tantangan yang dihadapi saat ini. Tidak mudah memberikan edukasi dari yang sebelumnya menggunakan cara konvesional untuk pasarkan potensi daerah ke cara atau sistem digital. Selain bekerjasama dengam APKASI, ke depan juga direncanakan akan menggandeng Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kerjasama dengan BKPM ditujukan untuk memudahkan para investor terutama dari mancanegara yang ingin menanamkan investasi di daerah yang ada di Indonesia. "Misal ada orang asing yang mau investasi cukup masuk platform kita, nanti semua akan kita bantu uruskan karena kita akan kerjasama dengan BKPM," ungkap Feby. Namun mengenai kapan rencana tersebut akan berjalan, Feby menjelaskan bahwa semua akan berjalan paralel. Dimana untuk saat ini baru fokus pada penambahan produk ritel yang akan dipasarkan. Sayangnya Feby belum dapat menjabarkan jumlah transaksi untuk awal Potensiana.com berjalan ini. "Kita fokus ke banyakin produk, kan baru sekitar 3 bulan kita jalan. Investasi untuk pengembangan sistem saja satu miliar tapi belum yang lain, itu hanya development sistem aja dan investasi awal kita dari beberapa stakeholder termasuk APKASI," kata Feby. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini