Potensi Dinilai Besar, Perbankan Ramai-Ramai Merilis Obligasi Hijau



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan ramai-ramai merilis obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I (Green Bond) seiring dengan potensinya yang besar, juga seiring dengan minat para investor pada produk keuangan berkelanjutan yang selaras dengan aspek Environmental, Social and Governance (ESG) semakin tinggi.

Seperti, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) dalam penerbitan obligasi sosial dan obligasi hijau senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun.

Penerbitan obligasi ini akan menjadi yang pertama bagi Bank BTPN dan memperkuat komitmennya dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Khususnya, bisnis-bisnis yang dipimpin oleh perempuan serta aksi adaptasi terhadap perubahan iklim.


Presiden Direktur Bank BTPN, Henoch Munandar mengungkapkan, pengajuan investasi IFC dalam penerbitan obligasi sosial dan hijau BTPN membuktikan komitmen perseroan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pinjaman lingkungan dan sosial.

Baca Juga: OJK: Masih Ada 11 BPD yang Belum Penuhi Modal Inti

“Bank BTPN akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung 'Transition Plan' SMBC Group dalam mempromosikan keuangan berkelanjutan dan menyelaraskan pinjaman serta investasinya dengan target emisi net zero pada tahun 2050,” papar Hanoch.

Untuk diketahui, SMBC merupakan pemegang saham pengendali BTPN dengan porsi kepemilikan mencapai 92,43%.

Selanjutnya ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang juga tercatat gencar menerbitkan obligasi hijau di Indonesia. Perseroan baru saja menyelesaikan penawaran awal (bookbuilding) Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I (Green Bond) dengan target penghimpunan dana sebesar Rp 5 Triliun.

Pada periode bookbuilding yang berlangsung pada 23 Mei - 4 Juni 2023, penawaran yang masuk mencapai Rp 18,7 triliun atau terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 3,74 kali.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menyatakan, obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri, yaitu Seri A yang memiliki jangka waktu 3 tahun dengan kupon 5,80% per tahun dan Seri B yang memiliki jangka waktu 5 tahun dengan kupon 6,10% per tahun.

Penawaran umum Green Bond Bank Mandiri Tahap I 2023 ini merupakan bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri dengan target dana Rp10 triliun.

"Adapun dana yang terhimpun dari hasil penawaran umum Green Bond ini, sesuai dengan ketentuan POJK 60/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond), akan dialokasikan minimal 70% untuk melakukan pembiayaan (finance) atau pembiayaan kembali (refinance) atas kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam 11 kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL)," jelas Alexandra.

Kategori-kategori tersebut meliputi energi terbarukan, efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan.

Baca Juga: Keluarkan Rancangan POJK Terkait Kualitas Aset BPR, Ini Kata OJK

Juga untuk pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan; adaptasi perubahan iklim; produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi.

Kemudian, bangunan berwawasan lingkungan yang memenuhi standar atau sertifikasi yang diakui secara nasional, regional, atau internasional. Serta, kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain dari kegiatan usaha berwawasan lingkungan lainnya.

Ini bukan pertama kalinya Bank Mandiri menggalang dana berbasis ESG. Sebelumnya, Bank Mandiri telah menghimpun dana berbasis ESG melalui sustainability bond senilai US$ 300 juta dengan permintaan (oversubscription) lebih dari 8,3 kali.

Pada tahun 2022, Bank Mandiri juga telah melakukan transaksi ESG repo sebesar US$ 500 juta yang merupakan transaksi ESG repo perdana di Indonesia dan salah satu first movers di Asia Tenggara.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi bank yang lebih dulu menerbitkan obligasi hijau. Pada bulan Juni 2022 lalu perseroan menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I dengan target penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun, dan jumlah emisi Tahap I di tahun 2022 sebesar Rp 5 triliun. Penerbitan obligasi ini dilakukan bertahap selama 3 tahun hingga Tahun 2024.

Hasil penghimpunan dana akan dialokasikan paling sedikit 70% untuk kegiatan usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) yang baru, sedang berjalan, atau telah selesai sesuai dengan kerangka kerja obligasi.

Atas penerbitan obligasi tersebut, BRI mendapatkan kelebihan permintaan hingga 4,4 kali. Hal ini pun menjadi bukti wujud BRI yang akan terus memperkuat implementasi prinsip ESG dari sisi pendanaan atau liabilitas.

selv

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi