KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat pelaku pasar, baik pengusaha maupun investor, untuk memanfaatkan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) semakin besar. Instrumen lindung nilai (hedging) yang resmi diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak 1 November lalu ini berpotensi terus berkembang menjadi acuan kurs rupiah yang selama ini terbentuk di pasar offshore. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, per Jumat (9/11) lalu, volume transaksi DNDF telah mencapai US$ 115 juta. Ini merupakan volume transaksi keseluruhan pada berlangsung pada sekitar 30 bank yang berpartisipasi. Kendati begitu, Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai, masih terlalu dini menyimpulkan efektivitas DNDF dalam proses stabilisasi nilai tukar rupiah dari volume transaksi yang dicapai sejauh ini. "Ini langkah awal yang sangat baik dan memang memberi pengaruh, tapi belum bisa disimpulkan sepenuhnya efektif," kata Enrico, Minggu (11/11).
Potensi DNDF positif, Ekonom: BI harus jaga komunikasi kebijakannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat pelaku pasar, baik pengusaha maupun investor, untuk memanfaatkan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) semakin besar. Instrumen lindung nilai (hedging) yang resmi diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak 1 November lalu ini berpotensi terus berkembang menjadi acuan kurs rupiah yang selama ini terbentuk di pasar offshore. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, per Jumat (9/11) lalu, volume transaksi DNDF telah mencapai US$ 115 juta. Ini merupakan volume transaksi keseluruhan pada berlangsung pada sekitar 30 bank yang berpartisipasi. Kendati begitu, Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai, masih terlalu dini menyimpulkan efektivitas DNDF dalam proses stabilisasi nilai tukar rupiah dari volume transaksi yang dicapai sejauh ini. "Ini langkah awal yang sangat baik dan memang memberi pengaruh, tapi belum bisa disimpulkan sepenuhnya efektif," kata Enrico, Minggu (11/11).