JAKARTA. Impian Bank Indonesia (BI) dan perbankan untuk mengimplementasikan transaksi pembayaran nontunai pada sistem moda transportasi bakal segera terwujud. Sejumlah halte Transjakarta dan Commuter Line mulai mewajibkan penggunanya melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik alias e-money. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, penggunaan uang elektronik terbesar berasal dari transportasi. Karena itu perbankan harus mendorong penggunaan uang elektronik pada sektor tersebut. Sedangkan transaksi nontunai dari debit dan kredit terbesar berasal dari sektor ritel, seperti mal dan merchant. "Kami menargetkan transaksi menggunakan e-money sebesar 1,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," katanya di Jakarta, Selasa (5/8).
Potensi e-money mencapai Rp 23,4 triliun
JAKARTA. Impian Bank Indonesia (BI) dan perbankan untuk mengimplementasikan transaksi pembayaran nontunai pada sistem moda transportasi bakal segera terwujud. Sejumlah halte Transjakarta dan Commuter Line mulai mewajibkan penggunanya melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik alias e-money. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, penggunaan uang elektronik terbesar berasal dari transportasi. Karena itu perbankan harus mendorong penggunaan uang elektronik pada sektor tersebut. Sedangkan transaksi nontunai dari debit dan kredit terbesar berasal dari sektor ritel, seperti mal dan merchant. "Kami menargetkan transaksi menggunakan e-money sebesar 1,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," katanya di Jakarta, Selasa (5/8).