Potensi Ekonomi Digital Indonesia Sangat Besar, Perusahaan Teknologi Jadi Incaran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki revolusi industri 4.0, teknologi digital menjadi salah satu modal utama yang para pelaku industri untuk mengembangkan lini usaha mereka. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2021 yang dikeluarkan Google, Bain & Company menyebutkan Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. 

Potensi ekonomi digital Indonesia di tahun 2025 bisa mencapai US$ 146 miliar pada tahun 2025. Melihat potensi ekonomi digital nasional yang besar, banyak pihak tertarik. Tak hanya sektor swasta yang 'kepincut' berinvestasi di perusahaan digital. Beberapa perusahaan BUMN juga masuk menjadi angel investor di perusahaan digital yang ada di Indonesia.

Anisa Pratita Kirana Mantovani, peneliti Center for Digital Society (CfDS) menilai wajar perusahaan swasta dan BUMN berinvestasi di perusahaan digital. Menurutnya investasi di perusahaan digital diharapkan dapat menjadi solusi yang lengkap dengan nilai synergy value yang cukup tinggi (kerja sama antara dua pihak).


"Tujuan utama investasi di perusahaan digital yang dilakukan oleh swasta dan BUMN adalah untuk mencari nilai tambah (value creation), sehingga perusahaan swasta dan BUMN tadi memiliki bisnis lain di luar bisnis intinya yang selama ini sudah mereka jalankan," terang Anisa, dalam keterangannya, Rabu (18/5)

Ia mencontohkan, investasi Telkomsel di GoTo menciptakan kolaborasi yang bersifat strategis Sejauh ini synergy value yang telah terbangun antara Telkomsel bersama Gojek telah memperkuat layanan berbasis digital, mendorong inovasi, dan meningkatkan pengalaman bagi konsumen, drivers, dan pelaku usaha kecil (UMKM) di Indonesia yang turut mendorong perfomansi bisnis Telkomsel.

Memang karakteristik harga saham di seluruh bursa saham akan mengalami perubahan ketika ada sentimen yang mempengaruhi. Baik itu sentimen positif maupun negatif. Saat bursa global dan regional masih dibayangi dengan rencana The Fed menaikkan suku bunga, dalam jangka pendek koreksi harga saham masih akan terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian