KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terpantau masih bergerak
bearish. Komentar Amerika Serikat (AS) yang menyatakan Israel telah menyetujui proposal gencatan senjata Gaza, serta pemulihan output minyak Libya menekan harganya. Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI berada di US$ 73,05 per barel atau turun 0,80% dalam 24 jam terakhir per Selasa (20/8) pukul 14.50 WIB. Minyak Brent juga turun 0,88% dalam 24 jam terakhir ke US$ 76,97 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI telah turun 6,74% dan sebulan turun 6,8%. Sementara minyak Brent melemah 4,6% dalam sepekan dan turun 6,58%.
Research and Development ICDX, Yoga Tirta mengatakan, kekhawatiran gangguan pasokan di Libya mereda pasca dua teknisi di ladang minyak Sharara pada hari Senin melaporkan bahwa output dari ladang minyak terbesar di Libya itu telah meningkat menjadi sekitar 85.000 barel per hari (bph) untuk dipasok ke kilang minyak Zawia.
Baca Juga: 10 Negara Paling Miskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita, Negara Mana Termiskin? Sebelumnya pada 7 Agustus, Perusahaan Minyak Nasional (NOC) Libya menyatakan
force majeure atas ekspor minyak dari ladang Sharara akibat blokade oleh pengunjuk rasa yang menghambat produksi di ladang berkapasitas 300.000 bph tersebut. Selain itu, pasca bertemu dengan pejabat Israel serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin mengatakan bahwa Israel telah menerima proposal mediasi yang diajukan oleh AS untuk mengatasi ketidaksepakatan yang menghalangi kesepakatan gencatan senjata di Gaza, dan mendesak Hamas untuk melakukan hal yang sama. "Pembicaraan di Qatar minggu lalu terhenti tanpa terobosan, tetapi dijadwalkan akan dilanjutkan minggu ini berdasarkan proposal mediasi terbaru AS tersebut," tulisnya dalam riset, Selasa (20/8).
Baca Juga: Laba Bersih Tumbuh 3,76%, Begini Rekomendasi Saham BUMI di Semester II 2024 Masih dari Timur Tengah, kelompok Hamas dan Jihad Islam pada Senin mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri di dekat sinagoge di Tel Aviv pada Minggu malam, sekitar satu jam setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel untuk mendorong gencatan senjata di Gaza segera tercapai.
Sementara pasukan Israel pada hari Senin kembali melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di Jalur Gaza. "Tidak adanya isyarat rekonsiliasi dari kedua pihak tersebut memicu keraguan akan akan tercapainya kesepakatan gencatan senjata Gaza dalam waktu dekat," sambungnya. Sementara itu, bank sentral China pada hari Selasa mengumumkan acuan suku bunga pinjaman utama yang dipertahankan tidak berubah pada level 3,35% untuk suku bunga pinjaman pokok (LPR) satu tahun, dan LPR lima tahun pada level 3,85%. Keputusan itu sesuai dengan ekspektasi pasar mendukung upaya stimulus pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu. Secara teknikal harga minyak berpotensi menemui posisi
resistance terdekat di level US$ 76 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke
support terdekat di level US$ 71 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati