KONTAN.CO.ID - TANGERANG SELATAN. Pemerintah tengah berupaya mendorong pengembangan industri manufaktur di Indonesia meskipun sempat dikhawatirkan akan terjadi deindustrialisasi. Namun kondisiĀ Indonesia dinilai tidak separah negara lain yang menuju deindustrialisasi secara alamiah, sebab Indonesia masih memilih peluang untuk mengembangkan sektor manufakturnya. Apalagi menurut Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prijambodo, Indonesia sebenarnya sudah memasuki kategori negara industri sejak 1996, meski masih tahap awal. Saat itu, industri pengolahan tumbuh dengan rata-rata 10,9% per tahun atau sekitar 1,6 kali dari pertumbuhan ekonomi yang berkisar 6,8% per tahun di periode 1968 - 1997. Namun, industri pengolahan terhantam krisis pada tahun 1998 dan sejak saat itu sulit mencetak kinerja seperti sebelumnya.
Potensi Indonesia menuju negara reindustrialisasi masih besar
KONTAN.CO.ID - TANGERANG SELATAN. Pemerintah tengah berupaya mendorong pengembangan industri manufaktur di Indonesia meskipun sempat dikhawatirkan akan terjadi deindustrialisasi. Namun kondisiĀ Indonesia dinilai tidak separah negara lain yang menuju deindustrialisasi secara alamiah, sebab Indonesia masih memilih peluang untuk mengembangkan sektor manufakturnya. Apalagi menurut Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prijambodo, Indonesia sebenarnya sudah memasuki kategori negara industri sejak 1996, meski masih tahap awal. Saat itu, industri pengolahan tumbuh dengan rata-rata 10,9% per tahun atau sekitar 1,6 kali dari pertumbuhan ekonomi yang berkisar 6,8% per tahun di periode 1968 - 1997. Namun, industri pengolahan terhantam krisis pada tahun 1998 dan sejak saat itu sulit mencetak kinerja seperti sebelumnya.