Potensi Kebutuhan Ayam dan Telur Akan Melonjak Seiring Program Makan Siang Bergizi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mempersiapkan program ambisius makan siang bergizi gratis, yang diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap sektor pangan, terutama di bidang perunggasan. 

Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GAPPI), Anton J. Supit, mengungkapkan bahwa program ini akan memacu peningkatan konsumsi ayam dan telur secara drastis.

Anton menjelaskan bahwa program ini, yang bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi kepada masyarakat kurang mampu, memiliki dampak ekonomi yang sangat positif. 


Sebagaimana diketahui, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menyampaikan, program makan bergizi seperti yang dicanangkan di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan membelanjakan anggaran sebesar Rp 800 miliar per hari.

"Program ini akan meningkatkan permintaan terhadap produk perunggasan, khususnya ayam dan telur. Kami di GAPPI siap berkolaborasi dengan para pelaku UKM untuk memenuhi kebutuhan ini,” katanya kepada KONTAN, Rabu (16/10).

Menurut Anton, jika program ini berjalan sesuai rencana, konsumsi daging ayam diperkirakan akan bertambah hingga 0,5 Juta Ton per tahun, sementara kebutuhan telur bisa mencapai 200 Ribu Ton.

Baca Juga: Mengupas Tren Bisnis Baru Resi Gudang, akan Bergairah Saat Makan Bergizi Gratis Jalan

Program ini dirancang tidak hanya sebagai solusi kemanusiaan, tetapi juga sebagai dorongan ekonomi bagi sektor pertanian, perunggasan, dan usaha kecil menengah (UKM) yang akan terlibat dalam distribusi makanan bergizi.

Di sisi lain, Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya, menyambut positif program ini. Ia mengungkapkan bahwa konsumsi protein hewani di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. 

“Dengan adanya program ini, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya asupan protein hewani, yang otomatis akan meningkatkan permintaan terhadap produk ayam dan telur kami,” jelas Rachmat beberapa waktu lalu.

JAPFA telah melakukan riset terkait kecukupan gizi anak-anak di berbagai wilayah Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Edufarmers dan Universitas Indonesia. Studi ini menguji berbagai model penyediaan makanan bergizi kepada lebih dari 1.000 anak di lima kota. 

Rachmat menekankan bahwa JAPFA berkomitmen untuk mendukung program ini dengan memperluas distribusi produk olahan mereka, termasuk daging dan telur ayam.

Rachmat juga optimistis bahwa program makan siang gratis ini akan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya asupan protein hewani. 

“Dengan bertambahnya kesadaran masyarakat, kami yakin permintaan protein hewani akan terus meningkat,” ujarnya. JAPFA sendiri telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 Triliun untuk tahun 2024, yang akan digunakan untuk memperkuat segmen hilir dan memperluas distribusi produk mereka di pasar-pasar tradisional.

Dengan semakin stabilnya harga ayam di pasaran, program ini diharapkan dapat membantu menyeimbangkan pasokan dan permintaan, serta memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh makanan bergizi.

Baca Juga: Daftar Emiten yang Bakal Tersengat Program Prabowo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati