Potensi KPR Hijau Masih Kecil, Analis Soroti Supply dan Demand



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski beberapa bank sudah mulai menawarkan produk KPR hijau, potensi kredit tersebut terbilang kecil. Adapun, permasalahan supply dan demand membuat kredit ini tak kencang.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan bahwa minat masyarakat terhadap hunian yang mengusung ramah lingkungan belum tinggi.

Sejalan dengan itu, ia melihat developer atau pengembang juga masih tarik ulur untuk menyediakan rumah yang mengusung konsep itu. Sebab, secara nilai hunian tersebut jauh lebih tinggi.


“Potensinya masih moderat karena pasar belum banyak,” ujar Amin.

Baca Juga: Perbankan Mulai Gencar Menawarkan KPR Hijau

Memang, Amin mengungkapkan saat ini sudah ada beberapa konsep terkait green house maupun green building sudah ada. Namun, belum banyak yang terwujud dalam sebuah komplek hunian maupun kota satelit.

“10 tahun dari sekarang mungkin sudah akan seru dan IKN bisa menjadi contoh,” tambahnya.

Segendang sepenarian, Executive Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Welly Yandoko mengamini bahwa saat ini penyaluran KPR hijau belum terlalu kencang. 

Ia menyebutkan saat ini portofolio KPR hijau hingga semester I-2024 baru sekitar 8% dari total new booking di periode ini berjalan.

Sebagai catatan, total new booking BCA per Semester I-2024 ada di sekitar Rp 20 triliun. Artinya, portofolio KPR hijau yang dimiliki BCA ada di kisaran Rp 1,6 triliun pada enam bulan pertama 2024.

”Menurut saya ini angka yang sangat suportif, artinya kami juga peduli,” ujar Welly.

Baca Juga: Hebat! Bank Mandiri Pimpin Pasar Pembiayaan Hijau di Indonesia di Juni 2024

Ia mengungkapkan bahwa saat ini untuk pengembang mendapatkan sertifikat hijau tidaklah mudah. Sebab, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di mana itu juga berpengaruh pada harga rumah tersebut.

”Saya gak hafal kriterianya, tapi rumah yang bersertifikat hijau itu tidak hanya terkait kaca maupun pohon, tapi interiornya ada yang harus dipenuhi,” ujar Welly.

Ia bilang hal tersebut membuat beberapa pengembang akhirnya harus mengkalkulasi ulang terkait harga jual yang ditetapkan. Tak menutup kemungkinan, harga jual rumah yang bersertifikat hijau akan lebih mahal dari yang biasa.

Meski demikian, Welly bilang pihaknya aktif mengajak pengembang-pengembang yang sudah memiliki sertifikat hijau untuk bekerja sama dengan BCA. Dalam hal ini, juga untuk menyalurkan produk KPR hijau yang ditawarkan sejak 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli