JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor kelautan dan perikanan guna memenuhi aturan porsi kredit produktif. Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, mengatakan, potensi kredit kelautan dan perikanan sangat besar khususnya di luar pulau Jawa, seperti Sulawesi. “Potensi kredit kelautan dan perikanan mencapai Rp 100 triliun,” kata Irwan, Senin (4/5). Adapun, realisasi kredit ke sektor ini mencapai Rp 17,6 triliun atau 0,47% terhadap total kredit bank Rp 3.698,17 triliun per Februari 2015. Kredit ini mengalir ke sektor pembiayaan pelabuhan, pengolahan hasil laut, dan transportasi kapal. “Sedangkan, perbankan menargetkan kredit kelautan dan perikanan mencapai Rp 28 triliun - Rp 29 triliun pada akhir tahun ini,” tambahnya. OJK mengklaim, perbankan antusias menyalurkan kredit ke segmen ini meskipun berisiko tinggi. Misalnya, ada 7 bank yang akan menyalurkan kredit kelautan dan perikanan pada 11 Mei 2015 di Makassar - Sulawesi Selatan. Irwan mengakui, perbankan masih minim menyalurkan kredit ke sektor kelautan dan perikanan karena risikonya tinggi. Buktinya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) untuk kredit perikanan sebesar 3,10% per Februari 2015, dibandingkan posisi 3,45% per Februari 2014. Dari sisi nilai naik 7,8% menjadi Rp 233 miliar per Februari 2015. Selanjutnya, OJK menawarkan skema pemberian kredit kedua sektor tersebut untuk menjaga risiko. Seperti, debitur-debitur penerima kredit akan menggunakan jasa asuransi, seperti asuransi untuk kapal dan kesehatan. Irwan menambahkan, kedepan, risiko kredit akan menurun seiring dengan adanya jasa asuransi tersebut. Sebelumnya, Bank Mandiri misalnya, menargetkan pertumbuhan kredit di sektor tersebut naik 10%-15% year on year (yoy) untuk tahun ini. Maswar Purnama, Senior Vice President Micro Banking Group Bank Mandiri, mengatakan, kredit kelautan dan perikanan Bank Mandiri umumnya lebih banyak disalurkan ke sektor ritel, seperti usaha tambak. Sementara itu, Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit kelautan dan perikanan bisa mencapai 50% secara year on year (yoy). Sutanto, Direktur BNI, mengatakan, BNI menyalurkan kredit ke sektor ini sebesar Rp 12 triliun per kuartal I/2015. Kredit ini mengalir ke industri perkapalan, termasuk galangan kapal.
Potensi kredit kelautan dan perikanan Rp 100 T
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor kelautan dan perikanan guna memenuhi aturan porsi kredit produktif. Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, mengatakan, potensi kredit kelautan dan perikanan sangat besar khususnya di luar pulau Jawa, seperti Sulawesi. “Potensi kredit kelautan dan perikanan mencapai Rp 100 triliun,” kata Irwan, Senin (4/5). Adapun, realisasi kredit ke sektor ini mencapai Rp 17,6 triliun atau 0,47% terhadap total kredit bank Rp 3.698,17 triliun per Februari 2015. Kredit ini mengalir ke sektor pembiayaan pelabuhan, pengolahan hasil laut, dan transportasi kapal. “Sedangkan, perbankan menargetkan kredit kelautan dan perikanan mencapai Rp 28 triliun - Rp 29 triliun pada akhir tahun ini,” tambahnya. OJK mengklaim, perbankan antusias menyalurkan kredit ke segmen ini meskipun berisiko tinggi. Misalnya, ada 7 bank yang akan menyalurkan kredit kelautan dan perikanan pada 11 Mei 2015 di Makassar - Sulawesi Selatan. Irwan mengakui, perbankan masih minim menyalurkan kredit ke sektor kelautan dan perikanan karena risikonya tinggi. Buktinya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) untuk kredit perikanan sebesar 3,10% per Februari 2015, dibandingkan posisi 3,45% per Februari 2014. Dari sisi nilai naik 7,8% menjadi Rp 233 miliar per Februari 2015. Selanjutnya, OJK menawarkan skema pemberian kredit kedua sektor tersebut untuk menjaga risiko. Seperti, debitur-debitur penerima kredit akan menggunakan jasa asuransi, seperti asuransi untuk kapal dan kesehatan. Irwan menambahkan, kedepan, risiko kredit akan menurun seiring dengan adanya jasa asuransi tersebut. Sebelumnya, Bank Mandiri misalnya, menargetkan pertumbuhan kredit di sektor tersebut naik 10%-15% year on year (yoy) untuk tahun ini. Maswar Purnama, Senior Vice President Micro Banking Group Bank Mandiri, mengatakan, kredit kelautan dan perikanan Bank Mandiri umumnya lebih banyak disalurkan ke sektor ritel, seperti usaha tambak. Sementara itu, Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit kelautan dan perikanan bisa mencapai 50% secara year on year (yoy). Sutanto, Direktur BNI, mengatakan, BNI menyalurkan kredit ke sektor ini sebesar Rp 12 triliun per kuartal I/2015. Kredit ini mengalir ke industri perkapalan, termasuk galangan kapal.