Potensi lumbung beras di tanah Borneo



JAKARTA. Dari lima pulau besar di Indonesia, Kalimantan merupakan pulau yang divonis krisis beras lantaran alam dan tanah di sana tak bersahabat dengan padi. Tak ayal, beras asal Jawa dan Sulawesi pun bermigrasi ke Pulau Borneo tersebut setiap tahunnya.

Namun, itu cerita lawas. Dengan berkembangnya ilmu pertanian, Kalimantan berbenah untuk menjadi produsen beras. Bahkan, sejumlah wilayah di Kalimantan menyimpan potensi untuk menjadi lumbung beras nasional di masa depan. Salah satunya adalah wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng).

Selain untuk konsumsi masyarakat lokal, upaya menjadikan sebagai lumbung beras baru adalah karena adanya potensi pasar ekspor beras ke Malaysia Timur yang berbatasan langsung dengan Kalteng. Setiap tahun, Malaysia mengimpor 1,2 juta ton beras dari Kalimantan.


Padahal, beras dari Kalimantan ini tergolong mahal karena berasal dari pulau lain. "Kami berharap Kalteng menjadi lumbung pangan bisa segera terwujud. Karena itu, kami terus mendorong para petani agar terus meningkatkan produksi pertanian di sana," ungkap Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, akhir pekan lalu.

Keseriusan pemerintah mendandani Kalteng sebagai lumbung beras terlihat dari peningkatan anggaran pertanian yang mencapai 90% tahun ini. Jika tahun 2015 lalu, Kemtan memberikan dana sebesar Rp 200 miliar, maka tahun ini mencapai Rp 380 miliar.

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun embung, merehabilitasi lahan sawah, serta menyediakan alat dan mesin pertanian. Ia berharap Kalteng bisa memiliki produktivitas sawah sebesar 7-10 ton per hektare (ha) seperti produksi padi di wilayah Jawa.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menambahkan,  kinerja sektor pangan Kalteng sepanjang tahun 2016 cenderung meningkat. Produksi padi bahkan surplus 196.500 ton. 

Menurutnya, capaian ini karena dukungan penuh program upaya khusus swasembada pangan. "Untuk itu, kami sangat mendukung upaya pemerintah pusat untuk mewujudkan swasembada pangan. Sebab dengan kemajuan pertanian, negara kita bisa menguasai dunia," tandas Sugianto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini