KONTAN.CO.ID - Berkembangnya bisnis dekorasi membuat permintaan bunga potong terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu jenis bunga potong yang kerap digunakan dalam rangkaian dekorasi bunga adalah bunga
peacock atau sering juga disebut sebagai bunga pikok. Bunga ini kerap kali kita jumpai dalam ragam rangkaian bunga. Fungsinya adalah sebagai pelengkap untuk bunga potong yang lainnya. Bunga berukuran mungil dengan mahkota berwarna ungu, putih, dan merah muda ini sering digunakan sebagai bunga pengisi dalam dekorasi. Dengan adanya bunga pengisi, maka sebuah dekorasi atau rangkaian bunga terlihat penuh. Kesan penuh dalam dekorasi bunga sangat penting agar terlihat indah dipandang. Faktor inilah yang membuat permintaan bunga pikok semakin tinggi seiring dengan menjamurnya tawaran jasa dekorasi. "Beberapa hari sebelum saya panen pikok, pasti banyak yang sudah pesan. Sebagian besar berasal dari para pelanggan florist," ujar Joko Utomo, petani bunga potong asal desa Gunungsari, kota Batu, Jawa Timur.
Ia menjelaskan dengan adanya bunga pengisi seperti pikok, maka bunga utama bisa terlihat mencolok dan menjadi fokus. Rangkaian buket yang biasanya memakai bunga pikok adalah rangkaian bunga yang menjadi hadiah pada momen-momen tertentu. Seperti wisuda, kenaikan pangkat, hingga pernikahan. Ia biasanya menjual satu ikat berisi 20 tangkai bunga pikok seharga Rp 25.000. Pelanggannya berasal dari sekitar Malang. Tapi juga ada yang dari Kediri, Blitar, Surabaya, Bali, hingga Yogyakarta hingga Jakarta. Saat panen tiba, ia bisa menghasilkan hingga 5.000 tangkai bunga pikok. "Dan biasanya langsung habis oleh para pelanggan serta pembeli yang lainnya," jelasnya. Potensi budidaya bunga pikok juga diakui oleh Januar, petani bunga potong asal Ciamis, Jawa Barat. Maklum, bunga warna-warni tersebut saat ini menjadi salah satu jenis bunga potong yang cepat habis dibeli oleh konsumen. Sama seperti Joko, ia juga sudah memiliki pelanggan sendiri yang siap menampung hasil panen. Yakni berasal dari sekitar Ciamis, Bandung, Bogor, Tangerang, Jakarta, hingga Lampung. Apalagi bunga pikok ini termasuk salah satu bunga yang jarang ada di pasaran. Tak jarang, ia sampai harus menolak permintaan dari konsumen yang ingin mendapatkan bunga tersebut. "Memang pikok ini jarang ada stoknya, Saya lumayan sering menolak permintaan dari konsumen," katanya. Januar menjual satu ikat bunga pikok berisi 10 tangkai sebesar Rp 15.000. Dalam sekali panen, ia bisa mendapat 10.000 sampai 20.000 tangkai. Pelanggannya dari kalangan
florist. Harga bunga pikok tetap stabil meski panen raya tiba Bunga
peacock atau yang biasa disebut pikok masuk dalam famili Asteraceae. Bentuk bunga pikok mirip dengan bunga aster, namun memiliki ukuran lebih kecil. Jika dibandingkan dengan jenis bunga potong yang lain, perawatan bunga pikok tergolong mudah dan murah. Joko Utomo, petani bunga potong asal Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur mengatakan, perawatan tanaman ini cenderung mudah ketimbang bunga yang lainnya, misalnya bunga aster maupun lili. Sudah begitu pikok yang dipakai sebagai pengisi di sejumlah dekorasi atau rangkaian bunga juga punya kelebihan yang lain, yaitu tahan terhadap perubahan musim. Artinya tetap produktif meskipun musim hujan, maupun musim kemarau. Dengan beberapa kelebihan dari bunga pikok bunga pengisi di sejumlah dekorasi atau rangkaian bunga, tak heran jika petani bunga menjadikannya sebagai komoditas favorit. "Bunga pikok juga, relatif tahan juga terhadap hama dan penyakit. Perawatan lebih mudah dan enggak ribet," jelasnya. Kelebihan lainnya dari bunga ini adalah jangka waktu membudidayakannya. Sebab, masa tanam hingga panen dari bunga pikok antara tiga bulan sampai empat bulan saja. Hal serupa juga dilontarkan oleh Januar, petani bunga potong asal Ciamis, Jawa Barat. Masa tanam bunga pikok lebih singkat jika dibandingkan dengan bunga potong lain membuat petani lebih senang untuk memilih jenis bunga ini sebagai tanaman budidaya mereka. Sebagai gambaran, biasanya bunga jenis lainnya bisa membutuhkan waktu tanam hingga panen sekitar 6 bulan, dan bersifat musiman. Sementara dari sisi perawatan, bunga pikok juga hampir sama dengan perawatan bunga potong pada umumnya. Misalnya, harus rajin memberi pupuk. Proses penyiraman bunga pikok juga wajib memperhatikan musim. Saat memasuki musim hujan seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, frekuensi penyiraman dilakukan hanya satu minggu sekali saja dan tidak lebih. Sedangkan penyiraman di musim kemarau dilakukan seminggu dua kali. "Jadi melihat kondisi cuacanya juga," katanya. Untuk proses pemupukan, sebaiknya dilakukan satu bulan sekali. Pemupukan ini harus dilakukan rutin.
Selain proses budidayanya yang mudah dan waktu tanamnya yang singkat, petani bunga seperti Joko maupun Januar merasakan, selama ini harga jual bunga pikok di pasaran juga cenderung stabil alias tidak fluktuatif. Malah, harga jual bunga pikok hampir tidak pernah turun, meskipun sedang masuk masa panen. Stabilitas harga inilah yang membedakan dengan jenis bunga lain. Ia mengambil contoh harga aster dan mawar yang kerap jeblok saat panen. Alhasil, berkebun bunga pikok menguntungkan dari sisi petani. Tak heran jika makin banyak petani berminat menanam bunga pikok. Apalagi saat panen tiba, sudah banyak pihak yang siap menampung, terutama dari para pebisnis bunga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.