Potensi pasar KPR dan bisnis properti di tahun ini masih besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis properti dan bisnis pendukungnya yakni Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) semakin cerah. Meskipun ada kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sektor ini diperkirakan masih akan terus tumbuh sampai akhir tahun ini. 

Felicia M. Simon, Executive Vice President of Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, dana masyarakat saat ini sebetulnya ada Itu tercermin dari likuiditas perbankan yang melimpah karena masyarakat tidak bisa melakukan kredit termasuk juga KPR.

Sehingga yang perlu yang perlu dilakukan developer dan bank adalah bagaimana menggerakkan appetite dan keberanian konsumen melakukan pembelian properti.


"Kami dari sisi bank harus melakukan terobosan bagaimana untuk tetap bisa menjangkau konsumen di tengah pembatasan yang ada. Apalagi kita tahu rumah adalah kebutuhan utama," kata Felicia dalam webinar, Selasa (8/9).

Menurutnya, tahun ini sebetulnya adalah kondisi yang tepat untuk membeli atau berinvestasi properti karena banyak insentif yang diberikan pemerintah dan regulator , termasuk dengan suku bunga acuan yang rendah. Sehingga suku bunga kredit di bank juga rendah. Dia bilang, BCA saat ini memberikan bunga KPR terendah dalam waktu 10 tahun. 

Baca Juga: Marketing sales naik 103% hingga Juli, berikut rekomendasi saham Summarecon (SMRA)

Untuk bisa menjangkau konsumen di tengah pembatasan kegiatan masyarakat, BCA melakukan strategi untuk bisa mendorong penyaluran KPR. Salah satunya dengan menggelar pameran virtual.

"Dengan pameran virtual, kami bisa menggarap ratusan developer sekaligus dalam satu acara. Kami sediakan pilihan rumah dengan deskripsi riil proyeknya lewat website yang bisa dilihat calon konsumer dengan detail. Kami akan terus melakukan program-program dan kemudahan KPR," tambah Felicia.

Sementara menurut Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch, dari semua pilihan investasi, produk investasi seperti hunian menjadi instrumen investasi yang sangat disarankan di segala kondisi ekonomi, termasuk di masa penurunan atau pemulihan ekonomi seperti saat ini.

Dia melihat saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli properti. Apalagi dengan adanya relaksasi PPN dan kebijakan uang muka 0% dari Pemerintah serta promo-promo yang diberikan pengembang yang mungkin tidak tersedia saat ekonomi sudah normal. 

Ali menambahkan, sektor properti tidak sepenuhnya kehilangan daya beli. Bahkan proyek-proyek yang diluncurkan ketika pandemi justru lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi. 

"Ketika pandemi, keuangan masyarakat pasti berdampak,  faktanya semakin ke bawah, semakin terganggu. Namun, menengah ke atas daya belinya masih ada dan menyimpan uangnya di perbankan. Itulah yang ditangkap pengembang properti dengan meluncurkan produk-produk baru di tengah pandemi," jelasnya.

Sementara M. Nawawi, Direktur Marketing & Sales Paramount Land mengaku, pihaknya optimis bahwa sektor properti terus bangkit dan kebutuhan akan hunian masih cukup tinggi. Hal ini terbukti selama pandemi Covid-19, Paramount berhasil menjual 2.700 unit properti. Ini membuktikan bahwa kebutuhan rumah maupun untuk investasi masih tinggi. 

"Selama tahun 2020 Paramount Land telah berhasil meluncurkan 7 produk baru properti dan tahun 2021 kami sudah meluncurkan 4 kali produk properti dan semuanya terserap pasar dengan baik," katanya. 

Baca Juga: Kredit konsumsi menjadi andalan perbankan di tengah lesunya permintaan pembiayaan

Sebelum memutuskan membeli properti baik untuk dijadikan tempat tinggal maupun investasi, Nawawi mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya lokasi, manajemen dan momentum.

Dia menambahkan, Kota Gading Serpong  merupakan salah satu daerah penyangga Jakarta yang berada di lokasi yang sudah hidup dan merupakan area komersial dan residensial yang sangat cocok dijadikan peluang berbagai usaha.

Untuk melengkapi kebutuhan hunian di Kota Gading Serpong, Paramount akan meluncurkan sebuah hunian premium Pasadena Residence di Gading Serpong pada Oktober 2021.

Selanjutnya: Dharma Samudera Fishing (DSFI) cetak laba Rp 8,06 miliar di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari