Potensi Pengrajin Aksesoris Garmen yang Mampu Tembus Pasar Global



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Trade Expo Indonesia di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu, 9 Oktober 2024.  Dalam acara tersebut, Presiden mendorong produsen lokal untuk lebih aktif menembus pasar internasional. 

Salah satu perusahaan yang memiliki potensi besar dalam menembus pasar global adalah Vie’s Collection, perusahaan aksesoris garmen berbasis di Surabaya. 

Sales Manager Vie’s Collection, Edbend, mengatakanproduk mereka telah menarik minat produsen pakaian dari berbagai negara seperti Arab Saudi, India, dan Afrika. 


Baca Juga: Greysia Polii Luncurkan Brand Onpoint, Targetkan Tembus Pasar Global

Produk  Vie’s Collection, seperti bros, renda, dan corsase, memiliki permintaan yang signifikan di pasar internasional. "Ini adalah bukti bahwa industri kerajinan tangan untuk aksesoris garmen memiliki potensi besar," jelas Edbend dalam siaran pers seperti dikutip Kamis (10/10).

Ia juga menambahkan bahwa Vie’s Collection mampu memenuhi spesifikasi khusus yang diminta pasar ekspor, serta persyaratan administrasi antarnegara yang tidak terlalu rumit. "Kami mampu memproduksi dalam skala besar sesuai kebutuhan pasar ekspor," ungkapnya.

Arcella, Design Manager Vie’s Collection, menambahkan bahwa kebutuhan pasar di luar negeri sangat beragam, tergantung tren pakaian dan budaya setempat. Misalnya, di Timur Tengah, pakaian muslim mendominasi pasar, sementara di Indonesia dan Malaysia tren serupa juga berlaku. 

"Kami mampu menyesuaikan produk sesuai dengan permintaan pasar luar negeri," imbuhnya.

Vie’s Collection telah berdiri sejak tahun 1994 dan resmi menjadi perusahaan pada tahun 1998. Saat ini, mereka bekerja sama dengan pabrik konveksi di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, serta memiliki jaringan B2B yang luas di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kisah Pengusaha Batik Tembus Pasar Global Lewat E-commerce

Selain kontribusi pada perdagangan internasional, Vie’s Collection juga memberdayakan perempuan non-produktif di daerah pinggiran seperti Lamongan, Malang, dan Mojokerto. 

Edbend mengungkapkan bahwa sekitar 100 perempuan terlibat dalam produksi mereka, yang mencapai 50.000 pcs per hari. Mereka juga memanfaatkan limbah produksi untuk didaur ulang menjadi produk seperti keset, yang diekspor kembali ke Malaysia.

Baca Juga: Jokowi Bangga, Sepatu Merek Hoka Mampu Tembus Pasar Amerika Serikat

Melalui Trade Expo Indonesia, Edbend berharap produk mereka dapat lebih dikenal di pasar dalam negeri maupun luar negeri, dan kerja sama jangka panjang dapat terjalin dengan baik.

Selanjutnya: Warren Buffett Menerbitkan Obligasi ¥282 Miliar, Memicu Harapan Investasi Jepang

Menarik Dibaca: Film Tebusan Dosa Siap Hantui Bioskop Indonesia 17 Oktober

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli