KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diyakini masih akan melanjutkan tren penguatannya pada Jumat (6/10). Hal itu tak lepas dari sentimen positif yang berasal dari dalam negeri. Andri Hardianto, Analyst Asia Tradepoint Futures, mengatakan, rupiah akan menguat karena pelaku pasar masih akan merespon secara positif kondisi perekonomian Indonesia yang sedang dalam keadaan stabil. Ini ditandai dengan angka inflasi bulanan dan tahunan yang masih terjaga di bawah 4% dan rebound harga komoditas. Sementara menurut Ekonom & Foreign Exchange Trader Bank Bukopin, Ridho Ramadhan, potensi penguatan rupiah didorong oleh fokus pasar terhadap rilis data cadangan devisa negara oleh Bank Indonesia (BI). Apabila nilai cadangan devisa Indonesia terus melanjutkan tren kenaikan, posisi nilai tukar rupiah akan kembali terapresiasi terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dari luar negeri, pidato dari salah satu pejabat FOMC, Jerome Powell, terkait Treasury Markets Practices patut dicermati pasar. "Jika pernyataan Powell memiliki tendensi hawkish, maka ada peluang dollar akan terapresiasi terhadap mata uang global," ungkap Ridho. Di sisi lain, perilisan data tenaga kerja oleh pemerintah AS pada Jumat besok dinilai Andri belum memberi dampak secara signifikan terhadap rupiah. Sebab, jelang perilisannya, pasar cenderung menjaga jarak dengan dollar AS untuk sementara waktu. “Proyeksi data tenaga kerja AS negatif soalnya,” kata Andri. Prediksi Andri, Jumat besok rupiah akan menguat terhadap dollar AS dengan range Rp 13.420-Rp 13.550. Sedangkan Ridho memprediksi kurs rupiah akan masih akan menguat di kisaran Rp 13.420-Rp 13.500 per dollar AS. Adapun pada hari ini, kurs rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan di pasar spot sebesar 0,09% ke level Rp 13.464 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga meningkat tipis sebesar 0,04% ke level 13.483 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Potensi penguatan rupiah masih terbuka
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah diyakini masih akan melanjutkan tren penguatannya pada Jumat (6/10). Hal itu tak lepas dari sentimen positif yang berasal dari dalam negeri. Andri Hardianto, Analyst Asia Tradepoint Futures, mengatakan, rupiah akan menguat karena pelaku pasar masih akan merespon secara positif kondisi perekonomian Indonesia yang sedang dalam keadaan stabil. Ini ditandai dengan angka inflasi bulanan dan tahunan yang masih terjaga di bawah 4% dan rebound harga komoditas. Sementara menurut Ekonom & Foreign Exchange Trader Bank Bukopin, Ridho Ramadhan, potensi penguatan rupiah didorong oleh fokus pasar terhadap rilis data cadangan devisa negara oleh Bank Indonesia (BI). Apabila nilai cadangan devisa Indonesia terus melanjutkan tren kenaikan, posisi nilai tukar rupiah akan kembali terapresiasi terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dari luar negeri, pidato dari salah satu pejabat FOMC, Jerome Powell, terkait Treasury Markets Practices patut dicermati pasar. "Jika pernyataan Powell memiliki tendensi hawkish, maka ada peluang dollar akan terapresiasi terhadap mata uang global," ungkap Ridho. Di sisi lain, perilisan data tenaga kerja oleh pemerintah AS pada Jumat besok dinilai Andri belum memberi dampak secara signifikan terhadap rupiah. Sebab, jelang perilisannya, pasar cenderung menjaga jarak dengan dollar AS untuk sementara waktu. “Proyeksi data tenaga kerja AS negatif soalnya,” kata Andri. Prediksi Andri, Jumat besok rupiah akan menguat terhadap dollar AS dengan range Rp 13.420-Rp 13.550. Sedangkan Ridho memprediksi kurs rupiah akan masih akan menguat di kisaran Rp 13.420-Rp 13.500 per dollar AS. Adapun pada hari ini, kurs rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan di pasar spot sebesar 0,09% ke level Rp 13.464 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga meningkat tipis sebesar 0,04% ke level 13.483 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News